- tim tvone - tim tvone
Jelang Hari Jadi Jatim ke-80, Gubernur Khofifah bersama 4000 Hafidz-Hafidzah Gelar Doa untuk Para Pahlawan, dan Korban Musibah Ponpes Al Khoziny
“PR kita saat ini memberseiringi akhlak dengan digital IT, banyak dari kita yang belum membiasakan saring sebelum sharing. Eranya saat ini digital IT, akhlak dan digital IT harus nyambung, semua harus berseiring dengan fastabiqul khairat,” jelasnya.
Di sisi lain, orang nomor satu di menyampaikan apresiasi kepada tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang terus menjadi perekat sosial, penguat kerukunan, serta teladan dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman Jawa Timur.
“Keterlibatan semua pihak dalam acara ini menunjukkan sinergi yang kuat antara nilai spiritual dan sosial kemasyarakatan, yang menjadi fondasi penting dalam mewujudkan Jawa Timur sebagai provinsi yang religius, rukun, dan bermartabat,” tuturnya.
Gubernur Khofifah mengatakan peringatan 80 tahun Provinsi Jawa Timur ini bukan sekadar hitungan usia, melainkan momentum spiritual, historis, dan sosial bagi kita semua. Pencapaian Jawa Timur hingga saat ini tidak lepas dari peranan para pendiri serta pahlawan Jawa Timur.
“Tanpa mereka, kita tidak akan bisa menikmati kemajuan yang kita rasakan sekarang,” ucapnya.
Lebih dari itu, Khofifah menambagkan, acara ini juga merupakan bagian dari penguatan spiritual masyarakat, yang memberi pencerahan dan ketenangan batin. Khotmil Qur’an juga sebagai pengingat pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, beragama, dan berbangsa.
“Dengan lantunan ayat suci ini, semoga Jawa Timur senantiasa diberi keberkahan, dijauhkan dari bala dan musibah, serta diberi kekuatan untuk melangkah menuju masa depan yang lebih
baik,” katanya.
Visi besar Jawa Timur “Gerbang Baru Nusantara” ini bukan sekadar jargon, tetapi tekad untuk menempatkan Jawa Timur sebagai daerah yang kokoh secara ekonomi, tangguh dalam budaya, unggul dalam pendidikan, dan maju dalam pembangunan, dengan tetap berakar pada nilai-nilai religius dan kearifan lokal.
“Insyaallah Jawa Timur dapat menjadi pusat peradaban baru di Indonesia. Namun, untuk mewujudkannya tidak hanya membutuhkan pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan mental, moral, dan spiritual,” ungkapnya.
Menurutnya para hafidz-hafidzah, ulama, santri memiliki peran penting karena melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an tidak hanya berhenti di lisan, tetapi harus terwujud dalam sikap hidup. Antara lain kejujuran, amanah, disiplin, solidaritas, dan semangat kerja keras.