- tim tvOne/Effendy Rois
Kembali Memanas, Keraton Surakarta Minta Pemerintah Turun Tangan
Namun ternyata terjadi pemukulan terhadap abdi dalem oleh beberapa orang dengan membawa pentungan.
"Ada yang pakai pentungan dan lain sebagainya sampai jatuhlah korban, ada sekitar 4-5 orang. Perlakuan ini sudah di batas kemanusiaan, di area cagar budaya yang harusnya dijunjung tinggi siapa yang bertugas," katanya.
Dari pihak LDA yang diwakili oleh Kanjeng Pangeran Eddy S Wirabhumi mengatakan LDA yang berisi sebagian putra dan putri PB XII keberatan dengan penutupan pintu keraton secara sepihak oleh raja karena keraton merupakan aset bangsa sehingga jangan diperlakukan seperti rumah sendiri.
Keraton Surakarta (tim tvOne)
"Nyatanya sekitar 50 orang memaksa mengunci semuanya. Ada oknum aparat dengan mengeluarkan pistol ya tentu takut. Ini perlu dapat perhatian serius dari pengampu kepentingan yang menaruh aparat di sini," kata suami dari GKR Koes Moertiyah tersebut.
Sebelumnya, kericuhan kembali terjadi di Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah. Kejadian itu diduga dipicu konflik internal.
Kericuhan itu diduga terjadi antara pihak Paku Buwono XIII (Hangabehi) dengan kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) pimpinan GKR Koes Moertiyah atau akrab disapa Gusti Moeng.
Sekitar 50 orang dikabarkan masuk ke Kasunanan Surakarta dan memaksa untuk menutup pintu serta mengusir abdi dalem, putri dan cucu PB XIII pada Jumat (24/12/2022).
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan tengah menyelidiki kasus bentrokan tersebut.
“Kita selidiki ada apa sebenarnya, apa penyebabnya, kemudian siapa yang terlibat,” katanya setelah melakukan peninjauan ke Keraton Surakarta.
Petugas Lakukan Penjagaan di Keraton Surakarta (tim tvOne)
Namun Iwan mengatakan jika kericuhan terjadi karena adanya kesalahpahaman pihaknya akan mencoba memberikan mediasi.
“Yang ada di sini semua keluarga artinya jika ada permasalahan jika ada miskomunikasi kami menyarankan untuk diselesaikan secara baik-baik dengan komunikasi antar keluarga,” kata Iwan.
Namun Iwan mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti jika ada bukti yang mengarah ke tindak pidana.
"Namun jika memang hal-hal yang sekiranya untuk dilaporkan kepada kami, kalau ada unsur yang mengarah ke pidana kami akan menindaklanjuti,” tegas Iwan.