- Tim tvOne/Agus Saptono
23 Warga di Klaten Meninggal Dunia Akibat Demam Berdarah
Klaten, Jawa Tengah - Sebanyak 23 warga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal akibat penyakit demam berdarah.
Pemerintah meminta warga agar waspada dan berperan aktif dalam memberantas jentik nyamuk di lingkungannya.
Berdasar data Dinas Kesehatan Klaten, selama tahun 2022 hingga awal November terdapat 486 kasus demam berdarah dengan 23 orang meninggal dunia.
Jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu. Pada 2021 terdapat 143 kasus demam berdarah dengan 7 orang meninggal dunia.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Wahyuning Nugraheni, mengatakan, lonjakan kasus kematian ini terjadi karena warga yang terjangkit demam berdarah terlambat datang ke layanan kesehatan.
"Jadi mereka datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi kurang baik. Ada juga kasus yang dia tidak sampai 24 jam ada di rumah sakit kemudian meninggal. Ini menunjukkan ada keterlambatan membawa ke layanan kesehatan," ujarnya, Kamis (17/11/2022).
Dijelaskan, penularan penyakit demam berdarah melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti, dan ketika banyak vektor nyamuk otomatis risiko penularan menjadi tinggi. Memberantas vektor nyamuk Aedes Aegypti yang paling efisien dan efektif adalah dengan memberantas jentiknya.
"Memberantas jentik ini memang membutuhkan peran serta masyarakat, karena keberadaan jentik itu ada di lingkungan masyarakat. Sehingga peran aktif masyarakat untuk memberantas jentik ini sangat diperlukan," lanjutnya.
Sementara itu, Petugas dari Puskesmas Jambu Kulon, Kecamatan Ceper, Klaten, Agus Sugiarto, menambahkan, pihaknya gencar melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk menekan kasus demam berdarah, salah satunya di Desa Srebegan.
Pemberantasan sarang nyamuk di Desa Srebegan ini menyusul temuan satu kasus demam berdarah dan 5 kasus demam dengue.
"Ini dalam rangka menindaklanjuti laporan masyarakat. Kita cek ke lokasi adanya kasus DBD dan cek lingkungan di sekitar kasus DBD. Pengecekan dalam artian PE, penyelidikan epidemiologi bagaimana keadaan baik di dalam rumah maupun di luar rumah dan dilanjutkan pemberantasan sarang nyamuk," pungkasnya.
Pemerintah meminta warga agar waspada terhadap kasus demam berdarah. Warga dapat berperan aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk dan jentik nyamuk di lingkungannya.(ags/ree)