- tim tvOne - Abdul Rohim
Diduga Cabuli Santri Putra di Bawah Umur, Pengasuh Ponpes di Pati Dilaporkan ke Polisi
Pati, tvOnenews.com - Seorang pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dilaporkan ke polisi lantaran diduga melakukan aksi asusila kepada santrinya yang masih di bawah umur. Perbuatan itu dilakukan berulang kali hingga membuat korban trauma.
Kuasa hukum korban, Deddy Gunawan menyebut bahwa saat ini korban mengalami depresi lantaran tindakan cabul itu.
"Aksi pencabulan diduga dilakukan oleh oknum pengasuh pondok pesantren kepada santri putra. Saat ini, korban mengalami trauma dan cenderung ketakutan," kata kuasa hukum korban, Deddy Gunawan usai melapor di Satreskrim Polresta pada Sabtu (2/8/2025).
Korban diduga tak hanya satu kali mengalami tindak asusila tersebut. Bahkan, aksi itu disebutkan berlangsung bertahun-tahun. Deddy menyebut, korban awalnya telah mondok di pesantren yang diasuh terlapor sejak kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI).
"Kemudian diduga mengalami tindak asusila sejak duduk di bangku kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (Mts). Hanya saja, baru berani bicara baru-baru ini," ujarnya.
Dalam menjalankan aksinya, terlapor diduga memanfaatkan modus pendisiplinan. Atas dalih itulah terlapor kemudian memberi pelajaran agar santri menurut. Hanya saja, yang terjadi justru dugaan asusila.
Terlapor bahkan secara terang-terangan berani mencium korban meski sesama jenis. Selain itu, ada sejumlah tindakan tak senonoh lain yang lebih parah dilakukan.
"Diduga aksi itu terjadi di kamar pengasuh dan kamar santri. Ironisnya, diduga ada aksi yang dilakukan di hadapan banyak santri. Hal itulah yang kemudian membuat korban menjadi trauma dan merasa malu. Korban saat ini telah keluar dari pondok tersebut," ungkapnya.
Korban sendiri diperkirakan lebih dari satu orang. Hanya saja yang berani bersuara saat ini baru dua orang.
"Yang kami dampingi satu orang, tapi sebenarnya ada dua orang yang sudah berani lapor. Namun, kalau dihitung total korban sementara, yang diketahui ada sekitar empat sampai lima orang. Kemungkinan malah bisa bertambah," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia berharap kasus yang dilaporkannya itu dapat diusut dengan tuntas. Deddy mengaku khawatir jumlah korban akan semakin bertambah.