- Tim tvOne - Aditya Bayu
Polres Salatiga Tingkatkan Patroli di Kawasan Rumah Pengusaha Tambang Emas yang Digeruduk Warga Papua
" Untuk laporan secara resmi sudah diterima dan diproses. Namun kita tetap mengedepankan penyelesaian melalui mediasi," tambahnya.
Polemik antara perusahaan Bahana Lintas Nusantara (BLN) grup Salatiga dengan warga di Kampung Sawe Suma, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang hingga saat ini masih berlanjut.
Petrus Wekan, mantan pengacara pemilik lahan menyebutkan, awal mula kerja sama disepakati hingga kemudian polemik terjadi. Menurutnya, permasalahan yang carut-marut ini merupakan kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
" Rencana pembukaan tambang emas itu bermula saat adanya temuan potensi emas yang diketahui oleh Marten Basaur dan Wiliam Sroyer. Kemudian mereka membutuhkan investor dan didatangkan investor dari Nusantara grup, yakni Nicholas Nyoto Prasetyo dengan penghubung Ismail Sroyer yang merupakan putra Papua. Selanjutnya mereka melakukan kontrak kesepakatan kerjasama," jelas Petrus.
Dikatakan juga oleh Petrus, Dalam kesepakatan kerja ini, bukan Marten Basaur dan Pak Sroyer yang mendapatkan kuasanya, tapi pak Max Ohe. Karena Max Ohe merupakan wakil ketua MRP ( Majelis Rakyat Papua).
" Menurut pak Nicho kalau memberikan kuasa kepada individu akan riskan. Selain itu, Max Ohe juga punya organisasi Barisan Merah Putih (sehingga pelaksana di lapangan diberikan)," imbuhnya, saat dijumpai di Salatiga, Selasa (25/6/2024).
Dikatakan, lebih lanjut oleh Petrus bahwa telah ada kesepakatan kerja untuk membuka tambang emas antara Max Ohe sebagai pelaksana dan pemilik lahan Yohan Jasa.