- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Dua Jam Kerusuhan Jatidiri
Semarang, Jawa Tengah - Laga derby Jawa Tengah antara PSIS melawan Persis Solo dalam lanjutan Liga 1 yang digelar Jumat (17/2) di Stadio Jatidiri diwarnai kerusuhan suporter. Pemicunya adalah rasa kecewa para pendukung PSIS yang tak bisa menyaksikan pertandingan secara langsung di dalam stadion.
Lalu, bagaimana sebenarnya peristiwa itu bisa terjadi?
Tim Tvonenews sempat melewati jalan menuju stadion sekitar pukul 15.00 WIB. Terpantau di Jalan Semeru dan Jalan Karangrejo yang berjarak 2 kilometer dari stadion, polisi sudah memblokade jalan tersebut. Bahkan, penjagaan sudah dilakukan sejak siang hari. Seluruh pengendara yang ditengarai sebagai suporter tidak diizinkan lewat.
Suporter pun terus memutar akal. Mereka tampak berkeliling mencari jalan lain ke arah stadion.
Jalan utama menuju stadion yaitu Jalan Semeru, terpantau lengang sore itu, namun setelah berbelok sekitar 400 meter mendekati stadion, terlihat gerombolan suporter.
Semakin dekat dengan stadion, semakin banyak suporter berkerumun. Di depan gerbang stadion, ribuan suporter sudah berkumpul, tepatnya di depan gerbang utama sisi utara. Berbagai ekspresi tampak di wajah para suporter. Ada yang memasang raut wajah kecewa, tegang, namun ada pula yang tampak santai merokok.
Sekitar pukul 15.30 WIB, ribuan suporter sudah berhadapan dengan barikade polisi. Barisan depan suporter bertatapan langsung dengan aparat dan menempel pada tameng polisi. Beberapa suporter mulai berteriak meminta blokade dibuka.
“Buka....buka....buka....buka....," demikian teriakan mereka.
Aparat terus mengimbau para suporter untuk tenang melalui pengeras suara. Koordinator kelompok suporter juga membantu aparat untuk menenangkan suporter. Akan tetapi, ribuan massa tampak tak menghiraukan imbauan-imbauan itu dan tetap ingin masuk ke stadion. Beberapa orang suporter di barisan depan justru terhimpit dan untungnya bisa ditolong aparat lalu dibawa ke tempat yang aman di dalam stadion.
Sesaat kemudian, para suporter menyanyikan lagu pengobar semangat. Barisan depan pun mulai terlibat mendorong barikade aparat. Tambahan personel Brimob diterjunkan untuk melapisi blokade.
Tiba-tiba, lemparan batu datang dari arah belakang barisan suporter. Polisi langsung memasang tameng pelindung di kepala. Massa makin beringas sehingga polisi terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.