- timtvOnenews.com - Denden Ahdani
Kasus Bayi Meninggal Tasikmalaya, Kuasa Hukum : Pasien Peserta KIS
Tasikmalaya, tvOnenews.com - Kasus bayi prematur yang meningal dunia usai dilahirkan di sebuah klinik di Tasikmalaya, Jawa Barat, terus bergulir. Keluarga korban menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada kuasa hukum.
Kuasa hukum ibu bayi, Taufiq Rahman mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami kasus yang terjadi. Ada beberapa hal yang akan menjadi fokus penyelidikan, diantaranya adalah soal kelalaian dan etik medis lainnya.
Namun, lanjut Taufiq, yang paling penting saat ini pihaknya terus memberikan pendampingan dan upaya hukum atas hak korban. Terlebih, korban merupakan pasien Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Yang paling penting saat ini, kita melakukan pendampingan untuk memberikan upaya hukum atau pendampingan hukum atas hak dari pasien. Kebetulan pasien ini adalah pasien KIS," kata Taufiq Rahman, Kamis (23/11/2023).
Sebelumnya Taufiq telah mendatangi klinik tempat bayi dilahirkan. Namun, pihak klinik tak ada di tempat, karena tengah menjalani pemeriksaan di Mapolres Tasikmalaya Kota.
"Sudah mendatangi klininya, tapi barusan tidak ada yang bisa menerima karena sedang pada keluar. Kami juga sudah kontak kepada pimpinannya, tapi sedang diwawancarai di Polres. Kami akan tunggu nanti, kami akan klarifikasi lebih lanjut," ucap Taufiq.
Meski secara detail kasusnya belum diketahui pasti, tetapi menurut keterangan dari keluarga karena pelayanan yang buruk.
"Kalau berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, memang ada keluhan dari mulai pasca kelahiran bayi usia normal, namun bobot bayi tidak normal seberat 1,7 kilogram. Dengan bobot seperti itu tentunya harus ada penanganan khusus, apalagi kata si ibu bayinya sulit menyusui," ujar Taufiq.
Taufik melanjutkan, pihak keluarga juga menyebut meski berat badan bayi tidak normal namun tidak ditempatkan di inkubator sampai waktu tertentu.
"Terus, pasca melahirkan pukul 10 malam, dari pukul tiga pagi hingga pukul enam pagi, bayi sudah tidak diinkubator. Itu akan kami kroscek lagi, benar apa tidak," pungkas Taufiq.
(Dai/ fis)