news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Lokasi persawahan Kecamatan Ruteng Manggarai-NTT.
Sumber :
  • Jo Kenaru

Perubahan Iklim Berdampak Menurunnya Hasil Pertanian di Manggarai 

Ditemukan beragam fenomena tak lazim yang terakumulasi secara masif di 6 wilayah desa/kota di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur akibat perubahan iklim
Sabtu, 14 Mei 2022 - 18:53 WIB
Reporter:
Editor :

Manggarai, NTT - Perubahan iklim telah nyata terjadi di Nusa Tenggara Timur, terutama di Kawasan Flores Timur, Lembata, dan Manggarai. 

Hal ini ditemukan pada kajian kerentanan iklim yang dilakukan oleh Koalisi Pangan Baik yang beranggotakan Kehati, Yaspensel, Ayu Tani, Ayo Indonesia, dan KRKP. Kajian ini dijalankan oleh Koalisi Pangan baik sebagai bagian dari kegiatan Koalisi Voices for Just Climate Action Indonesia yang dikomando oleh Hivos.

Berdasarkan hasil survei, ditemukan beragam fenomena tak lazim yang terakumulasi secara masif di 6 wilayah desa/kota di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. 

Survei ini sedikitnya menggambarkan bahwa perubahan iklim yang tidak segera dimitigasi sangat berdampak terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. 

Ada 3 tren yang diukur dalam survei, yakni tingkat sensitivitas (kepekaan), kerentanan, dan resiliensi (adaptasi) masyarakat terhadap dampak perubahan iklim selama kurun 10-15 tahun terakhir. 

Dari ketiga tren tersebut, tingkat sensitivitas dan resiliensi masyarakat diuraikan cukup bervariasi, mengingat kapasitas masing-masing daerah beragam sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat, kondisi desa, mata pencaharian, kemampuan adaptasi, dan kemampuan masyarakat mengakses informasi open source. 

Sementara tingkat kerentanan merepresentasikan temuan yang cukup seragam, yakni sebanyak 5 dari 6 daerah sampel yang diobservasi memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap dampak perubahan iklim. 

Senior Project Manager Ayo Indonesia, Eni Setyowati menjelaskan, perubahan iklim (climate change) bukanlah istilah yang lazim dipakai masyarakat Manggarai. Beberapa daerah, kecuali Goloworok, Colol, dan Ruteng, menyebut situasi perubahan iklim dengan fenomena perubahan curah hujan yang belakangan jadi persoalan serius. 

"Bagaimanapun juga, tingkat sensitivitas masyarakat terhadap perubahan iklim juga diukur melalui pemahaman masyarakat mengenai perubahan iklim itu sendiri, serta dampak dan cara memitigiasi. Kendati demikian,mereka tetap menyadari adanya fenomena peristiwa alam selama kurun 10-15 tahun belakangan," ujar Eni kepada tvonenews.com, Sabtu (14/5/2022).

Perubahan paling signifikan sebut dia terjadi pada sektor pertanian, yakni merosotnya hasil panen, berubahnya pola tanam masyarakat karena curah hujan tidak menentu, naik-turunnya debet air, serta ledakan populasi hama yang semakin tidak terbendung. 

Berita Terkait

1
2 3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

04:21
07:41
01:44
00:57
01:35
01:23

Viral