- Jo Kenaru
Perubahan Iklim Berdampak Menurunnya Hasil Pertanian di Manggarai
"Kerentanan masyarakat pada sisi infrastruktur cukup bisa diatasi namun ada beberapa daerah yang infrastruktur vitalnya justru mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sementara Kota Ruteng tidak cukup rentan terhadap dampak perubahan iklim," tuturnya.
Sementara itu, tingkat resiliensi masyarakat menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan tingkat kerentanan yang tinggi tidak cukup resilien terhadap dampak perubahan iklim. Kapasitas penyangga masyarakat bergantung pada kondisi alam.
Sehingga ketika terjadi gangguan pada sektor-sektor strategis pangan, masyarakat tidak siap, mereka tidak memiliki cadangan pangan baik pada level rumah tangga maupun level desa.
Resiliensi yang buruk kata Eni juga diukur sejauh mana intervensi pemerintah local terhadap kebutuhan-kebutuhan vital masyarakat. Selain itu, penyebarluasan informasi tentang perubahan iklim masih kurang teramplifikasi hingga ke semua lapisan masyarakat.
"Hanya dua daerah, yaitu Wewo dan Ruteng, yang menunjukkan tingkat resiliensi cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat, khususnya petani di dua wilayah tersebut, dengan inisiatifnya sendiri mengubah jadwal tanam dan jenis tanaman yang dibudidayakan," imbuhnya.
"Selain itu, pemerintah daerah telah berupaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan melalui berbagai program. Rumah Pangan Lestari, misalnya, yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai jenis varietas yang mudah diolah (sayur, umbi-umbian, dll)," papar dia.
Tentunya cetus dia, dengan melihat fenomena-fenomena dan temuan di atas, langkah untuk memitigasi dampak perubahan iklim di Manggarai sudah semestinya didesak.