Helikopter Terlilit Tali Layangan di Bali.
Sumber :
  • tim tvone - aris wiyanto

Sepanjang Bulan Juli 2024, 2 Helikopter Terlilit Tali Layangan di Bali

Senin, 22 Juli 2024 - 13:34 WIB

Badung, tvOnenews.com - Selain helikopter yang jatuh di Pecatu, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono mengatakan, bahwa tak berapa lama sebelumnya ada satu helikopter yang juga terlilit tali layangan

Kejadian helikopter pertama terlilit tali layangan terjadi pada tanggal 2 Juli 2024 di wilayah Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Saat itu, helikopter menabrak tali layang-layang, sehingga tidak bisa melanjutkan penerbangan, namun berhasil kembali ke tempat asal keberangkatan untuk mendapatkan pemeriksaan. Seluruh penumpang dan awak helikopter pun semuanya selamat.

"Awal Bulan Juli ada satu kejadian tapi tidak sampai jatuh. Tahun ini dua kali (helikopter terlilit layangan). Tempatnya beda itu di Tanjung Benoa (bawa penumpang) tapi bisa diketahui lebih cepat sehingga bisa (diatasi)," kata Hartono, saat konferensi pers di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV di Kuta, Kabupaten Badung, Bali. 

Ia menyebutkan, untuk helikopter yang terlilit tali layangan di Tanjung Benoa itu berbeda perusahaannya dan helikopternya juga beda. 

"Iya berbeda itu (perusahaannya)," imbuhnya.

Sementara, untuk terkait helikopter yang jatuh di kawasan Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, pada Jumat (19/7) kemarin, pihaknya menyatakan belum ada pelarangan untuk mengcancel atau melarang mereka beroperasi untuk wisata helikopter di kawasan tersebut.

"Kita belum ada pelarangan untuk mengcancel atau melarang mereka untuk beroperasi di Bali. Tapi nanti kita tinggal tunggu informasi lebih lanjut setelah investigasi (dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," jelasnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa di Bali ada sekitar 4 dan 5 operator penerbangan helikopter wisata dan memang ada peningkatan untuk berwisata menggunakan helikopter, dan helikopter yang jatuh kemarin baru satu tahun beroperasi.

Selain itu, juga ada ramp check atau inspeksi keselamatan terhadap seluruh helikopter pariwisata dan itu bisa dilakukan setiap bulan sekali.

"(Ram check) itu ada, pengawasan kita ada. Pengawasan kita selain ramp check pesawat reguler flight, kita dengan chartered flight juga kita sudah lakukan. (Kalau berapa lama) kami tergantung yah, biasanya setiap sebulan sekali bisa kita lakukan. Semuanya layak terbang," ujarnya.

Kemudian, untuk mencegah hal yang sama terjadi pihaknya akan terus menggalakkan sosialisasi dan komunikasi terkait permainan layang-layang yang harus sesuai peraturan daerah (Perda) Pemerintah Bali dan Undang-undang tentang penerbangan, dan hal tersebut sudah sering dilakukan.

"(Upaya mencegah) kita intens komunikasikan terus, sosialisasikan terus. Untuk sosialisasi kami telah melakukan sosialisasi, waktu itu kita mengundang pemerhati layang-layang dan kita lakukan dengan podcast kita," ujarnya.

"Tentunya dengan stakeholder di bandara kita akan lebih intens lagi komunikasikan dengan bapak gubernur. Kebetulan kami sudah komunikasikan dengan beliau dan beliau merespon cukup baik. Iya, artinya kita akan lebih intens melakukan kegiatan yg lebih pas untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, sebuah helikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten, Badung, Bali, Jumat (19/7) sekitar pukul 14:45 WITA. 

Kepala Dusun (Kasus) Banjar Suluban I Wayan Suartana mengatakan, bahwa helikopter tersebut membawa lima penumpang  bersama kopilot-nya.

"Iya betul (helikopter jatuh). Korban helikopter ada lima penumpang bersama kopilot-nya kalau tidak salah, warga negara Indonesia dua orang sama kopilot-nya, orang Indonesia, dan tamu asing ada tiga orang," kata Suartana, saat dihubungi Jumat (19/7).

Sementara, yang luka parah ada dua orang dan sudah dilarikan ke rumah sakit.

"Yang luka parah tamu asing satu orang laki-laki, dan warga negara Indonesia satu orang," ujarnya. (awt/hen) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:59
05:24
02:29
01:42
01:43
08:03
Viral