- Istimewa
Cegah Pencurian dengan Legalkan Penangkaran, Populasi Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat Terus Bertambah
"Musim kemarau Burung Jalak Bali biasanya berpindah-pindah ke hutan dataran rendah dan pada saat pindah itu menjadi sasaran yang empuk untuk pencuri. Di tahun 2016 itu ditatalah tempat pelepasliaran yaitu di Cekik dan Labuan Lalang itu masih kawasan TNBB," ujarnya.
"Itu tipe hutan dataran rendah jadi hijau sepanjang tahun kemudian ada sumber air juga. Dan di dua tempat inilah yang sekarang menjadi sumber berkembangnya Curik Bali yang lepas di alam. Selain dia dua tempat ini berkembang juga di Teluk Brumbun. Jadi aman karena tidak ada pencurian burung di sana," ungkapnya.
Sementara, untuk jumlah 600 ekor Burung Jalak Bali sudah sangat cukup untuk habitat Burung Jalak Bali. Karena, dari jumlah tersebut sudah banyak Burung Jalak Bali yang keluar kawasan TNBB dan bahkan sudah berkembangbiak di kebun-kebun masyarakat atau desa penyangga.
"Kami masih berencana untuk fokus grup diskusi dengan akademisi dan peneliti dalam mendukung habitatnya. Karena dengan jumlah 600 ekor itu sudah keluar kawasan dan sudah ke kebun-kebun masyarakat, sudah ke hutan produksi. Di sana mereka sudah mencari makan, ada di pekarangan tidur di pohon yang ada di pekarangan masyarakat, bahkan ada yang berkembang biak di kebun masyarakat dan itu dijaga oleh masyarakat," ujarnya.
"Petugas Taman Nasional Bali Barat sudah menjalin komunikasi yang bagus dengan masyarakat. Kalau populasi yang aman menurut peneliti dari literatur yang kami baca itu 500 ekor di alam itu sudah populasi yang aman. Dan itu membuat populasinya stabil," ujarnya.
Sementara, untuk luas kawasan TNBB sebanyak 192.697 hektar. Tapi 5000 hektare itu perairan laut dan 14 ribu hektare adalah daratan. Selain Burung Jalak Bali, di kawasan TNBB di sana juga rumah bagi Rusa dan Kijang. Sementara, dari hasil monitoring terakhir tahun 2015 ada sebanyak 900 ekor rusa dan untuk populasi kijang belum diinventarisir.
"Untuk Rusa kalau hasil monitoring terakhir tahun 2015 itu jumlahnya 900 ekor. Tersebar di Pulau Menjangan kemudian di Prapat Agung dan kami belum pantau dan monitor lagi. Tapi pada saat pengamatan langsung saat patroli atau monitoring satwa itu masih banyak, saya pikir tidak berkurang jumlahnya dari itu," ujarnya.