Garis Batas: Diungkit, Gaya "Ngartis" Pesohor Senayan
Jakarta, tvOnenews.com - Tren selebriti masuk ke parlemen semakin marak dari periode ke periode. Jumlah artis yang berhasil duduk di kursi DPR tercatat terus meningkat sejak 2014, 2019, hingga 2024.
Namun, sorotan publik kini tidak hanya tertuju pada jumlah mereka, melainkan juga pada perilaku dan kapasitas dalam menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat.
Sejumlah kontroversi muncul akibat sikap dan pernyataan beberapa anggota DPR berlatar belakang artis yang dianggap tidak sensitif.
Pengamat politik Pangi Syarwi menilai tidak semua selebriti siap menghadapi tantangan sebagai abdi negara.
Menurutnya, kebiasaan hidup sebagai artis kerap berbenturan dengan tuntutan menjadi pelayan rakyat.
Meski demikian, ada pula sosok artis yang dinilai sukses bertransformasi menjadi politisi andal. Nurul Arifin dan Dede Yusuf, misalnya, dipandang mampu menunjukkan performa dan kecerdasan dalam menjalankan tugas.
Partai Amanat Nasional (PAN) pun menilai banyak artis yang justru berhasil menorehkan prestasi di Senayan.
Di tengah pro dan kontra ini, partai politik tetap menjadikan popularitas artis sebagai modal elektoral. Namun, konsekuensinya, DPR rentan diisi figur dengan kapasitas terbatas.
Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, menegaskan pentingnya reformasi politik agar parlemen tidak hanya diisi oleh figur populer.
Ia menekankan bahwa sistem pemilu ke depan harus memberi kesempatan luas bagi semua warga negara yang ingin mengabdi kepada rakyat.