news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Fenomena Curhat ke Chat GPT, Psikolog Ungkap Alasannya

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:00 WIB
Reporter:

Jakarta, tvOnenews.com - Fenomena "curhat" ke ChatGPT marak terjadi, terutama di kalangan remaja. 

Video ini akan membahas alasan orang curhat ke AI, seperti merasa bebas dihakimi, selalu tersedia 24/7, dan bisa memberi saran objektif. 

Meski begitu, AI tidak bisa menggantikan dukungan manusia.

Apa sih sebenarnya yang menjadi alasan masyarakat ataupun banyaknya orang ini memilih untuk curhat dengan AI dibanding dengan manusia?

Dr. Faradila Keiko, MBMSc, SpKJ mengatakan bahwa  AI sudah canggih dan sudah dilengkapi dengan kecerdasan emosional juga. 

“Jadi ketika merespons orang dia bisa memahami emosi kita, bisa merespons dengan tepat, bisa berempati juga dengan kita. Jadi dia bisa semakin menyerupai manusia dalam merespons kita. Jadi itulah yang membuat seseorang kalau cerita dengan AI dia merasa mendapatkan dukungan emosional, terus bisa jadi lama-lama dia punya kelekatan emosional juga sama AI ini gitu,” tutur Keiko.

Meski demikian, dr. Keiko mengingatkan potensi risiko ketergantungan. 

Fenomena ini lebih mungkin terjadi pada individu dengan masalah mental seperti depresi atau kecemasan, yang menggunakan AI sebagai pelarian dari emosi tidak nyaman. 

Pola ini serupa dengan adiksi terhadap narkoba atau internet, di mana otak mencari kepuasan instan untuk meredakan stres atau kesedihan.

Terkait saran yang diberikan AI, dampaknya bergantung pada kualitas dan tujuan AI tersebut. 

Beberapa platform dikembangkan oleh psikolog untuk membantu kesehatan mental, sehingga rekomendasinya aman dan bermanfaat. 

Namun, ada juga risiko bahaya jika AI memberi instruksi keliru, seperti kasus anak 10 tahun yang diarahkan mencoba tantangan berbahaya dari media sosial.

Dr. Keiko menegaskan bahwa kunci utamanya terletak pada bijak menggunakan AI. 

Ketika digunakan untuk mendukung kesehatan mental dengan pendampingan profesional, AI bisa menjadi alat bantu positif. 

Namun, tanpa pengawasan dan kesadaran, potensi ketergantungan dan risiko keselamatan tetap harus diwaspadai.

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

02:55
00:50
05:10
01:03
01:20
01:12

Viral