- Tim tvOnenews - Taufik Hidayat
Bukan Cuman Ange Postecoglou dan Jesus Casas, Ini 3 Nama Kejutan Calon Pelatih Timnas Indonesia!
Jakarta, tvOnenews.com - Posisi pelatih kepala tim nasional Indonesia kian hangat diperbincangkan. PSSI melalui Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji dan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menyampaikan perkembangan terbaru soal calon nakhoda baru Tim Garuda dalam jumpa pers di GBK Arena, Jakarta.
Pada kesempatan itu, Yunus Nusi meminta publik bersabar terkait sosok pelatih timnas Indonesia pengganti Patrick Kluivert yang gagal membawa Garuda melaju ke Piala Dunia 2026.
Ia mengungkapkan PSSI kini sudah mengantongi lima nama kandidat pelatih baru.
“Kami sudah pegang lima nama. Publik diminta bersabar, prosesnya tetap berjalan. Kami ingin sosok yang paling tepat bagi tim nasional Indonesia,” ujar Yunus.
Lima Kandidat dalam Uji Kelayakan
Ketua BTN Sumardji menambahkan, kelima calon pelatih tersebut tidak akan dipilih secara tergesa-gesa.
Ia bersama Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, akan melakukan uji kelayakan terhadap kelima nama itu dalam waktu dekat.
“Mulai minggu-minggu depan kami akan melakukan uji kelayakan. Kami ingin memastikan pelatih yang datang benar-benar paling tepat untuk tim Garuda, baik dari sisi kualitas, rekam jejak, maupun pemahaman terhadap sepak bola Asia,” kata Sumardji.
Di media sosial, dua nama yang paling banyak dibicarakan warganet adalah Jesus Casas dan Ange Postecoglou. Keduanya saat ini tidak terikat kontrak dengan klub maupun tim nasional mana pun.
Namun, di luar itu, terdapat beberapa nama lain yang dinilai menarik dan layak dipertimbangkan PSSI karena pengalaman serta prestasi mereka di level Asia.
PSSI juga menegaskan bahwa nama mantan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, sudah tidak masuk dalam daftar.
Meski sosok STY masih sangat populer di kalangan suporter, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebelumnya menegaskan bahwa pelatih asal Korea Selatan itu sudah menjadi masa lalu bagi tim nasional Indonesia.
Berikut profil singkat lima calon pelatih potensial yang dinilai layak menangani Tim Garuda.
1. Ange Postecoglou
Ange Postecoglou adalah salah satu pelatih dengan rekam jejak paling mentereng di daftar ini. Pelatih asal Australia berdarah Yunani tersebut mulai dikenal luas publik Eropa saat menukangi Tottenham Hotspur selama dua musim.
Bersama Spurs, Postecoglou mengakhiri paceklik trofi klub London itu dengan meraih gelar Liga Europa musim 2024/2025.
Sebelum sukses di Inggris, namanya sudah harum di level klub dan tim nasional. Ia membawa Celtic dua kali menjuarai Liga Skotlandia (2021/2022 dan 2022/2023). Di Australia, ia menaklukkan liga domestik sebanyak empat kali (1997/1998, 1998/1999, 2010/2011, 2011/2012) bersama Brisbane Roar dan South Melbourne.
Di Asia, Postecoglou mengantar Yokohama F. Marinos menjadi juara Liga Jepang musim 2018/2019. Prestasi besarnya di level tim nasional adalah membawa Australia menjuarai Piala Asia 2015.
Namun, CV gemilangnya sedikit ternodai setelah ia dipecat oleh Nottingham Forest menyusul rentetan delapan laga tanpa kemenangan di semua kompetisi. Meski begitu, pengalaman dan koleksi trofinya membuat Postecoglou tetap menjadi salah satu kandidat paling prestisius.
2. Paulo Bento
Dari Portugal, nama Paulo Bento muncul sebagai kandidat lain yang patut diperhitungkan. Saat ini ia berstatus tanpa klub, namun pengalamannya di sepak bola Asia cukup panjang.
Bento pernah menukangi timnas Korea Selatan selama empat tahun. Bersama Taeguk Warriors, ia mencatat 35 kemenangan, 13 hasil imbang, dan sembilan kekalahan dari 57 pertandingan.
Puncak kesuksesannya bersama Korea Selatan adalah mengantarkan mereka tampil di Piala Dunia 2022 Qatar, bahkan lolos hingga babak 16 besar sebelum dihentikan Brasil dengan skor 1-4.
Selepas dari Korea Selatan, Bento melanjutkan karier melatih timnas Uni Emirat Arab (UEA) selama dua tahun. Di tim ini, ia meraih 14 kemenangan, lima seri, dan tujuh kekalahan. Namun, kerjasamanya dengan UEA berakhir setelah hanya mampu meraih satu kemenangan dari lima laga terakhir.
Sebelum ke Asia, Bento juga punya reputasi bagus di level klub bersama Sporting Lisbon. Pengalamannya menangani tim nasional dan terbiasa dengan tekanan menjadi nilai plus jika dipilih PSSI.
3. Jesus Casas
Jesus Casas adalah pelatih asal Spanyol yang juga santer disebut di ruang publik sebagai calon pelatih Garuda. Ia sudah mengenal atmosfer sepak bola Asia setelah hampir tiga tahun menukangi timnas Irak, dari November 2022 hingga Maret 2025.
Bersama Singa Mesopotamia, Casas memimpin 33 pertandingan dengan catatan 20 kemenangan, empat seri, dan sembilan kekalahan. Di bawah arahannya, Irak mencetak 75 gol dan kebobolan 51 gol. Ia mempersembahkan satu gelar, yakni Piala Teluk 2022/2023.
Casas yang kini berusia 51 tahun juga punya pengalaman panjang di Eropa. Ia pernah menjadi asisten pelatih timnas Spanyol di bawah tiga era pelatih berbeda: Luis Enrique (31 laga), Roberto Moreno (10 laga), dan Luis de la Fuente (1 laga).
Sebelum berkarya di tim nasional Spanyol, Casas terlibat dalam kejayaan FC Barcelona di era Luis Enrique. Ia berperan sebagai match analyst saat Barca meraih sembilan trofi bergengsi, termasuk treble winner musim 2014/2015. Latar belakang analis taktik ini membuat Casas dikenal detail dalam mempersiapkan tim.
4. Juan Antonio Pizzi
Juan Antonio Pizzi lahir di Santa Fe, Argentina, namun memiliki kewarganegaraan Spanyol. Ia termasuk pelatih yang berpengalaman di sepak bola Asia.
Tercatat empat tim Asia pernah ia tangani, salah satunya timnas Arab Saudi yang ia pimpin di Piala Dunia 2018 Rusia. Saat itu, Arab Saudi tersingkir di fase grup dan hanya meraih satu kemenangan melawan Mesir.
Sukses besar Pizzi di level tim nasional terjadi bersama Chile. Tim yang diperkuat bintang seperti Alexis Sanchez itu ia antar menjuarai Copa America 2016 di Amerika Serikat.
Dalam final dramatis kontra Argentina, Chile menang 4-2 lewat adu penalti. Salah satu penendang penalti Argentina yang gagal adalah Lionel Messi. Kekalahan itu sempat membuat Messi mengumumkan pensiun sementara dari tim nasional.
Pengalaman memimpin tim nasional di turnamen besar dan mengatasi tekanan publik sepak bola Amerika Selatan membuat Pizzi dinilai siap menangani atmosfir panas sepak bola Indonesia.
5. Felix Sanchez
Felix Sanchez menjadi nama lain yang dinilai layak dipertimbangkan. Pelatih asal Spanyol ini mencatat sejarah sebagai pelatih pertama yang membawa Qatar tampil di Piala Dunia, ketika negara itu menjadi tuan rumah pada 2022.
Meski Qatar tampil buruk dan gagal bersinar di Piala Dunia 2022, catatan Sanchez di level Asia tetap impresif. Ia membawa The Maroon menjadi juara Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.
Ketika itu, Qatar menjuarai turnamen dengan rekor sempurna, tujuh kemenangan dari tujuh pertandingan. Mereka bahkan tidak kebobolan hingga babak semifinal.
Catatan nirbobol itu baru patah di final setelah kemasukan satu gol dari Jepang. Namun, tiga gol yang dicetak Qatar membuat mereka berhak mengangkat trofi.
Sanchez melatih tim nasional Qatar hampir satu dekade, sejak 2013, mulai dari kelompok umur U-19, U-20, U-23, hingga tim senior. Setelah meninggalkan tim nasional, pelatih berusia 49 tahun ini menangani Al Sadd dan sukses membawa klub tersebut menjuarai Liga Qatar musim 2024/2025.