news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Shin Tae-yong saat melatih Timnas Indonesia bersama pelatih Jepang Hajime Moriyasu.
Sumber :
  • X @timnasindonesia

Ramai Desakan Shin Tae-yong Balik ke Timnas Indonesia, Akmal Marhali Justru Beri Peringatan Keras!

Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, menilai wacana kembalinya Shin Tae-yong (STY) untuk melatih timnas Indonesia pasca-kepergian Patrick Kluivert bukanlah langkah yang tepat.
Selasa, 28 Oktober 2025 - 21:58 WIB
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, menilai wacana kembalinya Shin Tae-yong (STY) untuk melatih timnas Indonesia pasca-kepergian Patrick Kluivert bukanlah langkah yang tepat. 

Menurutnya, situasi saat ini justru bisa membuat kembalinya pelatih asal Korea Selatan itu menjadi masalah baru.

“Saya berbeda dengan Bang Andre (Rosiade) soal mengembalikan STY. Dengan situasi sekarang yang sedang ramai, di mana banyak sekali penggemar STY mendorong agar dia kembali, menurut saya itu bukan solusi,” kata Akmal di Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

Akmal menilai, meskipun STY memiliki rekam jejak positif selama lima tahun membesut tim Garuda, tekanan besar dari publik bisa menjadi bumerang jika hasilnya tak sesuai harapan.

“Bahkan bisa jadi masalah. Misalnya, kalau para Exco PSSI menginginkan dia kembali, tapi nanti kalau gagal, nama besar STY yang sudah bagus di Indonesia justru bisa jatuh,” ujarnya.

Prestasi Timnas Tak Bisa Disebut Gagal

Menanggapi pencapaian timnas Indonesia yang tersingkir di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Akmal menilai hal itu bukanlah kegagalan. 

Dia justru menyebut capaian tersebut sebagai sejarah baru bagi sepak bola nasional.

“Secara prinsip, saya tidak melihat timnas gagal. Justru ini prestasi terbaik karena kita belum pernah sampai ke babak keempat sebelumnya,” ujarnya.

Akmal menjelaskan, peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia sejak awal memang sangat kecil. 

“Dunia menilai peluang Indonesia hanya 5 persen. Artinya, 95 persen itu mimpi. Jadi sebenarnya ekspektasi kita terlalu tinggi,” lanjutnya.

Saat ditanya soal sosok pelatih ideal bagi timnas Indonesia ke depan, Akmal menyebut kriteria utamanya bukan sekadar nama besar atau bayaran tinggi, melainkan keberuntungan (hoki).

“Cari pelatih yang punya hoki. Bukan karena nama besar, gaji besar, atau kedekatan dengan pengurus. Banyak pelatih hebat tapi tidak punya hoki. Hoki ini penting untuk membawa Indonesia berprestasi,” tegasnya.

Selain itu, Akmal juga berharap pelatih baru tim Garuda bersedia menetap di Indonesia agar memahami kultur dan dinamika sepak bola nasional.

Pelatih timnas harus tinggal di Indonesia dan bekerja 24 jam untuk sepak bola kita. Tidak boleh lagi pelatih kepala tinggal di negara lain,” ujarnya.

Ia menambahkan, pelatih asing yang akan menangani timnas juga sebaiknya memiliki asisten pelatih dari Indonesia. Hal ini dinilai penting agar komunikasi antara pemain dan pelatih lebih mudah terjalin.

“Kalau pelatih asing, wajib punya asisten lokal. Selain jadi penghubung bahasa dan budaya, asisten ini juga bisa terus memantau kompetisi dalam negeri saat pelatih kepala sedang bertugas di luar,” kata Akmal.

Sementara itu, hingga kini belum ada keputusan resmi dari PSSI terkait siapa yang akan menjadi pelatih timnas Indonesia berikutnya. 

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, sebelumnya menegaskan bahwa keputusan mengenai pelatih baru akan diumumkan sebelum agenda FIFA Match Day (FMD) bulan Maret 2026.(ant/lgn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral