- Kolase
Media Timur Tengah Kasihan Lihat Timnas Indonesia Segrup dengan Arab dan Irak: Mereka Cuma...
tvOnenews.com - Perjalanan Timnas indonesia di babak playoff kualifikasi Asia menuju Piala Dunia 2026 memasuki fase paling krusial.
Enam negara tersisa akan bertarung demi dua tiket terakhir ke turnamen terbesar sejagat yang digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Hasil undian resmi yang digelar di AFC House, Kuala Lumpur, Kamis (17/7), membagi enam negara ke dalam dua grup.
Grup A dihuni Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Oman. Sementara Grup B mempertemukan Arab Saudi, Irak, dan Indonesia, sebuah komposisi yang langsung mencuri perhatian media kawasan.
Media asal Timur Tengah, seperti Gulf News, bahkan langsung menyoroti kehadiran Indonesia di Grup B yang dianggap sebagai “grup neraka”.
Mereka tak segan mengungkapkan rasa pesimis terhadap peluang skuad Garuda.
"Jalan terjal Indonesia di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026," tulis Gulf News dalam laporannya.
Dalam penjelasannya, media tersebut menyoroti fakta sejarah Timnas Indonesia yang disebut kurang berpengalaman di panggung dunia.
Satu-satunya penampilan mereka di Piala Dunia terjadi lebih dari delapan dekade lalu.
- AFC
"Indonesia: Satu-satunya penampilan mereka di Piala Dunia FIFA terjadi pada tahun 1938 (sebagai Hindia Belanda). Indonesia finis di urutan keempat Grup C dan lolos ke babak playoff," tulis media tersebut lagi.
Pernyataan itu seolah menggarisbawahi pandangan bahwa Timnas Indonesia hanyalah underdog dalam grup yang dihuni dua kekuatan besar Timur Tengah, Arab Saudi, tim langganan Piala Dunia dan Irak yang dikenal dengan sepak bola penuh determinasi.
Namun demikian, Timnas Indonesia bukan tanpa harapan.
Di bawah format baru dan sistem kompetisi yang lebih terbuka, juara grup akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026, sementara runner-up masih punya peluang melalui jalur playoff dua leg dan interkontinental.
Meskipun tergabung di grup berat, peluang Merah Putih untuk mencetak sejarah tetap terbuka.
Terakhir kali Indonesia merasakan atmosfer Piala Dunia adalah lebih dari 85 tahun lalu.
Kini, di era sepak bola yang jauh lebih kompetitif dan profesional, harapan untuk menciptakan kejutan tetap terjaga.