- tvOnenews.com - Taufik Hidayat
Omongan Media China Soal 'Level' Timnas Indonesia Terbukti, Indonesia Tak Pantas Dianggap Sebagai Tim Asia Tenggara, Tapi Tim....
tvOnenews.com - Menjelang laga penentuan melawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia berhasil menunjukkan tajinya di hadapan puluhan ribu pendukung yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis malam, 5 Juni 2025.
Dalam pertandingan krusial ini, skuad Garuda sukses menekuk China dengan skor tipis 1-0 berkat gol semata wayang dari striker naturalisasi, Ole Romeny, yang memanfaatkan tendangan penalti dengan sangat baik.
Kemenangan ini tak hanya memberi tiga poin penting, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di klasemen sementara Grup C.
Dengan tambahan tiga angka, Indonesia kini mengoleksi 13 poin dari sembilan pertandingan dan menjaga peluang lolos ke babak keempat kualifikasi.
Meski posisi dua besar yang menjadi tiket langsung ke Piala Dunia 2026 telah dipastikan milik Jepang dan Australia, peluang Indonesia untuk tetap melaju masih terbuka lebar melalui jalur ronde keempat.
Kemenangan atas China menjadi bukti bahwa skema pembangunan tim melalui naturalisasi yang diusung pelatih Patrick Kluivert berjalan sesuai harapan.
Sebelum laga ini, media asal China sudah lebih dulu menyuarakan kekhawatiran terhadap kekuatan Indonesia.
- AFC
Dalam laporan yang dirilis oleh 163.com, mereka menilai bahwa skuad Garuda bukan lagi tim dengan level Asia Tenggara.
“Jika melihat susunan pemain Timnas Indonesia, maka mereka tak lagi bisa dianggap sebagai tim Asia Tenggara. Mereka lebih cocok disebut sebagai tim Belanda karena skala naturalisasi yang besar. Target objektif mereka sangat jelas: lolos ke Piala Dunia,” tulis media tersebut.
Media itu juga menggarisbawahi bahwa Indonesia memanggil 19 pemain naturalisasi asal Belanda untuk menghadapi laga kontra China dan Jepang.
Sosok-sosok seperti Calvin Verdonk, Thom Haye, Ivar Jenner, hingga Maarten Paes kini menjadi andalan utama.
Dengan filosofi permainan cepat, penguasaan bola dominan, serta pressing tinggi, Indonesia tampil sebagai kekuatan baru yang sulit ditaklukkan.
Pelatih Patrick Kluivert, yang mengusung gaya sepak bola Eropa sejak ditunjuk PSSI, tampaknya berhasil menyulap wajah Garuda menjadi tim yang tangguh dan disiplin secara taktik.
Bahkan dalam sesi latihan terakhir di GBK sebelum laga, Kluivert terlihat menekankan skema transisi cepat serta pressing tinggi untuk meredam pergerakan striker andalan China, Wu Lei.
Media 163.com pun mengakui hal ini dalam analisis mereka.
“Program naturalisasi Timnas Indonesia sangat agresif, dan mereka memang memanfaatkan strategi ini untuk mendongkrak prestasi mereka di level internasional,” tulis laporan mereka.
Artinya, pengakuan dari media asing terhadap perkembangan sepak bola Indonesia kini tak lagi bisa dipandang sebelah mata.
Kekalahan dari Indonesia menjadi pukulan berat bagi China yang kini terpuruk di dasar klasemen dengan hanya enam poin dari sembilan laga.
Harapan mereka untuk melaju ke babak berikutnya nyaris tertutup. Kini, satu-satunya harapan adalah menang di laga terakhir melawan Bahrain, namun itu pun belum tentu cukup untuk menyegel posisi tiga atau empat.
Sebaliknya, Indonesia berada dalam posisi yang jauh lebih baik. Dengan satu laga tersisa melawan Jepang, tim Merah Putih tinggal membutuhkan hasil imbang atau kemenangan, sambil berharap hasil pertandingan lain berpihak.
Jika mampu finis di peringkat ketiga atau keempat, Indonesia akan melaju ke ronde keempat kualifikasi yang akan mempertemukan tim-tim terbaik lainnya untuk memperebutkan tiket tersisa ke Piala Dunia 2026.
Kemenangan atas China dan pujian dari media asing menjadi simbol dari peningkatan pesat Timnas Indonesia.
Dari tim yang dulu dipandang sebelah mata, kini Indonesia dianggap sebagai kekuatan baru dengan gaya permainan Eropa yang modern.
Mimpi untuk tampil di Piala Dunia bukan lagi angan-angan belaka, melainkan target realistis yang tengah diperjuangkan dengan serius dan terstruktur. (udn)