Sebut GBK Kandang Kejam, Media China Minta Timnas Negaranya Jangan Jemawa Jelang Hadapi Timnas Indonesia, Akui Skuad Patrick Kluivert...

tvOnenews.com - Laga Timnas Indonesia vs China pada 5 Juni 2026 di SUGBK, Jakarta, jadi sorotan besar, tak hanya di Asia tapi juga media internasional.

Pertandingan ini bukan sekadar penentu poin klasemen, tetapi juga membawa gengsi tinggi dan bisa menentukan arah langkah kedua tim menuju Piala Dunia 2026.

Dalam kondisi klasemen terkini, Timnas China berada dalam posisi paling genting di dasar grup C.

Mereka benar-benar kehabisan ruang untuk berbuat kesalahan. Jika ingin menjaga harapan untuk lolos, satu-satunya pilihan yang mereka miliki adalah meraih kemenangan di kandang Indonesia.

Oleh karena itu, mereka datang ke Jakarta dengan tekad tinggi, mencoba membangkitkan semangat melalui kenangan manis saat berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor 2-1 pada pertemuan pertama di bulan Oktober 2024 lalu.

Namun, menjelang laga ini, justru kekhawatiran datang dari media mereka sendiri.

Salah satu media besar asal China, 163.com, menyuarakan nada waspada terhadap kekuatan baru Timnas Indonesia.

Dalam artikel analisisnya, media tersebut bahkan memberikan julukan khusus untuk skuad Garuda sebagai "Naga Kandang", merujuk pada kemampuan luar biasa Indonesia saat bermain di depan pendukungnya sendiri di stadion legendaris GBK.

“Satu hal yang perlu diwaspadai adalah tim Indonesia adalah tipikal ‘Naga Kandang’,” tulis 163.com dalam artikelnya.

Media itu menekankan bahwa meskipun Indonesia mengalami kekalahan dari Jepang di kandang sendiri, performa mereka di laga-laga kandang lainnya patut diwaspadai.

“Mereka hanya kalah dari Jepang, mengalahkan Arab Saudi, dan bermain imbang dengan Australia. Akan sulit bagi tim nasional China untuk menaklukkan kandang yang sangat kejam itu (GBK),” lanjut media tersebut.

Mereka berhasil menahan imbang raksasa Asia seperti Australia dengan skor 0-0, dan secara mengejutkan membungkam Arab Saudi 2-0 di Jakarta.

Bahkan di laga terakhir di GBK, Indonesia sukses menekuk Bahrain dengan skor tipis namun krusial 1-0.

Rentetan hasil tersebut menjadikan SUGBK sebagai salah satu venue paling angker di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia.

Media 163.com tidak ragu menyebut bahwa Gelora Bung Karno adalah kandang yang “kejam” bagi tim-tim tamu.

Dalam analisanya, mereka menulis bahwa atmosfer stadion yang selalu dipadati oleh puluhan ribu suporter fanatik membuat tim lawan kesulitan untuk bermain lepas.

"Satu hal yang perlu diwaspadai adalah tim Indonesia adalah tipikal 'Naga Kandang'. Mereka hanya kalah dari Jepang, mengalahkan Arab Saudi, dan bermain imbang dengan Australia. Akan sulit bagi tim nasional China untuk menaklukkan kandang yang sangat kejam itu," tulis mereka dengan nada serius.

Atmosfer yang dibangun di GBK memang tidak main-main.

Dalam setiap pertandingan kandang, dukungan dari lebih dari 70 ribu penonton memberikan tekanan luar biasa kepada tim lawan sekaligus menjadi energi tambahan bagi para pemain Indonesia.

Bagi Timnas Indonesia, pertandingan melawan China bukan hanya tentang mengejar tiga poin.

Ini adalah kesempatan emas untuk membalas kekalahan menyakitkan yang mereka alami di pertemuan sebelumnya, sekaligus menjaga asa lolos ke putaran berikutnya tetap hidup.

Saat ini, Indonesia duduk di posisi keempat klasemen grup dengan torehan 9 poin, hanya berselisih tipis dari tim-tim di atasnya seperti Arab Saudi dan China sendiri.

Kemenangan atas China akan menjadi batu loncatan besar menuju duel terakhir melawan Jepang, yang juga akan berlangsung dengan tensi tinggi.

Pelatih anyar Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, membawa pendekatan yang berbeda sejak ditunjuk menggantikan Shin Tae-yong.

Di bawah arahannya, Indonesia tampil lebih berani dan rapi secara taktik.

Kemenangan atas Bahrain menjadi sinyal bahwa fondasi yang dibangun oleh Kluivert mulai menemukan bentuknya.

Dan kini, dengan waktu persiapan yang lebih matang serta kekompakan yang semakin terbentuk, Indonesia menatap laga melawan China dengan penuh percaya diri.

Meski datang dengan catatan sejarah yang berpihak pada mereka, mereka juga harus sadar bahwa mereka akan bertarung di tempat yang sangat berbeda, dalam atmosfer yang jauh lebih menantang. (asl)