- AFC
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu Langsung Berani Sesumbar usai Bantai Timnas Indonesia 4-0 hingga Tak Punya Lawan di Asia
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, langsung menyatakan harapan yang tinggi setelah berhasil mengalahkan lawan-lawannya di Asia, termasuk Timnas Indonesia.
Skuad Garuda kini sedang berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan menghadapi lawan-lawan yang tangguh di putaran ketiga.
Meski begitu, Timnas Indonesia mampu bersaing dengan menempati peringkat ketiga Grup C dengan catatan enam poin dari enam laga.
Mereka hanya terpaut satu poin dari Australia yang akan menjadi lawan di laga berikutnya, yang akan diadakan pada Maret 2025.
Namun demikian, skuad Garuda telah menderita dua kekalahan dari enam laga tersebut, salah satunya adalah dari Jepang.
Pada 15 November 2024 lalu, Timnas Indonesia menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), namun menderita kekalahan dengan skor 0-4.
Pada saat ini, Jepang sudah hampir pasti melenggang ke putaran final Piala Dunia 2026, lantaran berhasil meraih 16 poin dari enam laga.
- AFC
Mereka tidak terkalahkan dari keenam pertandingan tersebut di putaran ketiga, selagi hanya gagal menang sekali dalam periode itu, yaitu ketika ditahan Australla dengan skor 1-1 pada Oktober lalu.
Kualitas Jepang memang bisa dibilang berbeda di Asia, seperti tergambar di Piala Dunia 2022 ketika tim asuhan Hajime Moriyasu mampu menundukkan Jerman dan Spanyol.
Kini, Hajime Moriyasu tampaknya tidak mau bermimpi sederhana. Dia mengaku ingin menjadi juara Piala Dunia.
“Saya ingin menjadi yang terbaik dan tim terkuat di akhir Piala Dunia,” katanya sembari berapi-api, sebagaimana dilaporkan oleh media Jepang Sankei pada 2 Januari 2025 lalu.
Moriyasu mengatakan bahwa kegagalan menjadi juara Piala Asia 2023 pada Januari tahun lalu telah memberinya penyesalan mendalam.
“Saya menyesalinya ketika saya berpikir tentang perasaan para pemain dan suporter yang menginginkan gelar juara,” katanya.
- Instagram/japanfootballassociation
Kini, dia mengubah pengalaman pahit tersebut menjadi sebuah motivasi yang luar biasa di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Saya mampu mengubah kepahitan menjadi pengalaman yang positif dan menggunakannya di putaran akhir kualifikasi,” sambungnya.