news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Pemain Persija dan Timnas Indonesia, Jordi Amat.
Sumber :
  • tvOnenews/Ilham Giovani Pratama

EKSKLUSIF! Cerita Jordi Amat Jadi ‘Musafir’ Bareng Persija, Sosok Pelatih Baru Timnas Indonesia dan Wejangan Buat Garuda Muda di Piala Dunia U-17

Pilar Timnas Indonesia, Jordi Amat, bagikan kisah menarik secara ekslusif tentang kehidupan ‘nomaden’ bersama Persija dan wejangan buat Timnas Indonesia U-17.
Sabtu, 8 November 2025 - 06:52 WIB
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Pilar Timnas Indonesia, Jordi Amat, membagikan kisah menarik tentang kehidupan ‘nomaden’ yang ia jalani bersama Persija Jakarta. Dalam wawancara eksklusif, bek naturalisasi itu juga menyampaikan pesan berharga untuk para pemain Garuda Muda yang akan berlaga di Piala Dunia U-17 serta pandangannya soal arah masa depan Timnas Indonesia.

Persija Jakarta saat ini tengah berada dalam tren positif. Catatan tak terkalahkan di tiga laga terakhir menjadi modal berharga jelang lawatan menghadapi Arema FC pada Sabtu (8/11/2025) sore WIB. Di tengah persiapan intensif, salah satu pemain kunci Macan Kemayoran itu berbagi pandangan mendalam, mulai dari atmosfer ruang ganti, kerinduan terhadap JIS, hingga pendapatnya mengenai dinamika di Tim Nasional.

Menghadapi Arema di Malang, optimisme Persija terdengar jelas. Jordi menegaskan bahwa timnya sudah siap tempur seratus persen. “Ini minggu latihan yang sangat keras,” ujarnya. “Kami optimistis karena sudah bermain baik di tiga laga terakhir. Kami akan terus berjuang dan mencoba membawa pulang tiga poin.”

Bek Timnas Indonesia dan Persija, Jordi Amat
Sumber :
  • tvOnenews/Ilham Giovani Pratama

 

Meski begitu, ia enggan jemawa menghadapi tuan rumah. “Kami tahu laga ini akan sulit. Arema tim yang kuat dan penuh motivasi. Tapi kami percaya pada kemampuan kami,” katanya yakin.

Anomali Jadwal dan Rindu Akut pada Rumah Sendiri
Optimisme itu diiringi tantangan besar: Persija harus menjalani lima laga tandang beruntun tanpa sekalipun tampil di Jakarta International Stadium (JIS). Tim seolah hidup berpindah dari satu kota ke kota lain, tanpa kesempatan merasakan dukungan penuh dari suporter sendiri.

Saat ditanya soal kerinduan bermain di JIS, Jordi menjawab tanpa ragu. “Tentu saja kami rindu bermain di kandang. Kami sering membicarakannya di ruang ganti, kami ingin kembali merasakan atmosfer di JIS,” ujarnya.

Ia mengakui, jadwal padat dan jarak perjalanan yang panjang memberi dampak fisik maupun mental bagi tim. “Cukup aneh memainkan begitu banyak laga tandang. Ini tidak ideal untuk pemain karena kami terus berada di jalan—naik pesawat, naik bus, pindah hotel. Tapi untuk saat ini, inilah yang harus kami jalani,” tambahnya.

Sebagai catatan, Persija Jakarta sudah cukup lama tak tampil di markas kebanggaan mereka, Jakarta International Stadium (JIS). Terakhir kali tim berjuluk Macan Kemayoran itu bermain di kandang sendiri terjadi pada 14 September lalu saat menjamu Bali United, yang berakhir imbang 1-1.

Sejak laga tersebut, Rizky Ridho dan kawan-kawan harus melakoni empat pertandingan tandang beruntun. Situasi semakin pelik ketika menghadapi PSBS Biak, yang sejatinya dijadwalkan sebagai laga kandang bagi Persija.

Bek Persija Jakarta, Jordi Amat
Sumber :
  • tvOnenews.com - Ilham Giovanni

 

Namun, Macan Kemayoran terpaksa menjadi “tim musafir” dengan menjamu PSBS di Stadion Manahan, Solo. Hal itu terjadi karena kondisi rumput di JIS dikabarkan belum sepenuhnya siap untuk menggelar pertandingan resmi.

Pesan untuk Garuda Muda: Dukung, Bukan Tekan
Perbincangan pun mengalir ke panggung dunia. Saat Timnas U-17 bersiap tampil di Piala Dunia, Jordi mengingatkan agar publik tak memberi tekanan berlebihan kepada para pemain muda tersebut. “Saya pikir kita harus menikmati momen ini,” tegasnya.

Bek berusia 32 tahun itu kemudian bernostalgia. “Saya masih ingat ketika bermain di Piala Dunia U-17 di Nigeria bersama Spanyol. Itu pengalaman yang luar biasa, dan saya masih berhubungan dengan banyak rekan setim waktu itu,” ujarnya.

Baginya, dukungan tanpa syarat jauh lebih berarti daripada kritik. “Kita harus mendukung mereka, bukan memberi tekanan. Itu satu-satunya hal terbaik yang bisa kita lakukan dari jauh,” ucapnya penuh makna.

Meneropong Kursi Panas dan Standar Profesional Timnas
Dari level junior, topik pun beralih ke senior. Kursi pelatih Timnas Indonesia masih kosong pasca mundurnya Patrick Kluivert. Jordi memandang situasi ini dengan kacamata profesional.

“Yang pasti mereka (PSSI) berusaha mencari solusi terbaik. Sangat sulit menemukan pelatih yang tepat, yang pas untuk Indonesia. Ini bukan tugas yang mudah,” ujarnya diplomatis.

Thom Haye, Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Ole Romeny
Sumber :
  • Instagram @rizkyridhoramadhani

 

Meski tim senior gagal lolos ke Piala Dunia, ia memberi apresiasi besar pada pelatih sebelumnya yang telah meletakkan fondasi penting. “Patrick melakukan pekerjaan yang sangat baik. Saya bisa melihat bahwa kita meningkat pesat sejak awal. Saya pikir tim nasional mengambil langkah besar dalam hal profesionalisme,” jelasnya. “Anda bisa merasakannya saat berada di dalam tim nasional. Semuanya sangat profesional, dan standar-standar ini sangat penting. Saya harap pelatihnya nanti bisa cocok dengan ide dan semangat kami untuk membela Indonesia,"

Akibat kekosongan pelatih, PSSI memutuskan meniadakan agenda FIFA Matchday November. Sebuah langkah yang ia pahami sepenuhnya. “Yah, kita harus menerimanya. Tidak ada gunanya mengeluh,” katanya lugas. “Saya mengerti bahwa jika tidak ada pelatih, tidak masuk akal untuk kembali dan memainkan satu atau dua laga persahabatan.”

Ia justru melihat situasi ini sebagai kesempatan bagi darah muda untuk unjuk gigi, dan tak lupa memberi selamat kepada dua rekannya. “Selamat untuk Donny dan Hanan. Mereka bisa bermain di sana dan menunjukkan potensi mereka,” tutupnya.

(igp/sub)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral