- tvOnenews-Taufik Hidayat
Media Vietnam Sebut Timnas Indonesia Vs Malaysia akan Jadi 'El Clasico' Baru Asia Tenggara, Ini Alasannya
tvOnenews.com - Media Vietnam menyebut dominasi sepak bola Asia Tenggara memasuki era baru usai beberapa tahun terakhir dikuasai Vietnam dan Thailand.
Kini sorotan mulai beralih ke dua kekuatan yang tengah melejit, yaitu Timnas Indonesia Indonesia dan Malaysia.
Dua negara serumpun ini kompak menggunakan strategi naturalisasi pemain untuk memperkuat skuad nasional. Hasilnya? Signifikan.
Skuad Garuda kini memiliki nilai skuad mencapai €31,9 juta menurut Transfermarkt, tertinggi di Asia Tenggara.
- FAM
Di sisi lain, Timnas Malaysia tak mau ketinggalan, Dengan deretan pemain naturalisasi seperti Hevel Hector, Dion Cools, Joao Figueiredo, hingga Nooa Laine.
Nilai pasar Harimau Malaya melonjak jadi €13,9 juta—mengungguli Thailand (€7,4 juta) dan Vietnam (€5,9 juta).
Timnas Indonesia pun sukses mencetak sejarah dengan lolos ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia untuk pertama kalinya.
Tim Garuda juga diperkuat bintang mahal seperti Mees Hilgers (€6,5 juta), Jay Idzes (€5 juta), dan Emil Audero (€3,2 juta).
- AFC
Malaysia tak kalah mengejutkan. Dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027, mereka menghancurkan Vietnam 4-0, mengakhiri kutukan 10 tahun tanpa kemenangan atas The Golden Stars.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Nasional Bukit Jalil itu, 9 dari 11 starter Malaysia adalah pemain naturalisasi.
Media Vietnam, 24h menyebut bahwa Vietnam dan Thailand terancam kehilangan tahta sebagai rasa Asia Tenggara.
Sementara Indonesia dan Malaysia terus melaju dengan modernisasi sistem dan strategi, Vietnam dan Thailand justru stagnan.
Transisi generasi yang lambat dan minim inovasi taktik membuat dua raksasa lama itu mulai tertinggal.
"Jika Vietnam dan Thailand tidak mengambil langkah yang tepat mengikuti perkembangan zaman, risiko kedua tim yang telah lama menjadi penguasa sepak bola Asia Tenggara itu akan kehilangan posisinya menjadi jelas," tulis 24h.
Saat dua negara dengan tradisi kuat dan rivalitas lama seperti Indonesia dan Malaysia bertemu, laga itu bukan sekadar pertandingan.
Ini potensi menjadi "El Clasico Asia Tenggara". Bukan hanya soal skor, tapi pertarungan harga diri, kebangkitan, dan pencarian identitas sebagai kekuatan baru di Asia.