- tvOne/Hartini
Imbas Tragedi Kanjuruhan, Pedagang Atribut Timnas Mengeluh Jualan Sepi
Bekasi, tvOnenews.com - Pedagang atribut Timnas Indonesia mengeluh karena penjualan mereka menjadi sepi. Sepinya pembeli tak lepas sebagai imbas dari Tragedi Kanjuruhan pada 2022 lalu.
Dalam setahun terakhir ini, penghasilan dagang mereka mengalami penurunan.
Salah satu pengrajin jersey bola asal Bandung bernama Hanif menceritakan bahwa ia mengalami kerugian bahkan hasil penjualannya terhitung minus.
Pendapatannya tak cukup untuk menghidupi istri dan keempat anaknya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain menjual atribut Timnas Indonesia, ia juga menjual atribut klub-klub Liga Indonesia. Ada syal dan jersey yang diproduksi sendiri. Harganya dibanderol Rp75 ribu untuk syal dan Rp120 ribu untuk jersey.
"Kita kan khususnya pedagang jersey bola untuk pertandingan Timnas Indonesia dan klub-klub Liga Indonesia," kata Hanif kepada tvonenews.com di Stadion Patriot, Bekasi pada Sabtu (25/3/2023).
Hanif menjajakan dagangannya untuk meramaikan pertandingan Timnas Indonesia kontra Burundi di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (25/3/2023) pada pukul 20.30 WIB.
Dia kerap kali berkeliling stadion untuk menjajakan atribut sepak bola. Bahkan Hanif baru berjualan atribut saat Persib menjamu Bhayangkara FC di Stadion Pakansari, Bogor pada Jumat (24/3/2023) kemarin.
"Sebenarnya sih tidak bisa diandalkan. Dalam setahun ini sepi, kemarin aja dagang atribut Persib cuman kejual dua barang. Khususnya kalau pertandingan liga tahun ini minus, jadi penghasilan buat keperluan sehari-hari kurang," ujar pria berusia 36 tahun itu.
Harapan Pedagang Atribut Usai Penjualan Terdampak Tragedi Kanjuruhan
Adapun pedagang lain asal Bandung bernama Agus Setiawan juga mengaku bahwa pendapatannya menurun di tahun ini setelah Tragedi Kanjuruhan.
Ia merasa penghasilan dari jualan atribut Timnas Indonesia dan klub-klub Liga Indonesia berbeda jauh sebelum peristiwa kerusuhan itu terjadi.
"Kalau kemarin AFF pendapatannya lumayan. Mungkin ini ya gara-gara tragedi Kanjuruhan, Liga juga sepi" kata Agus Setiawan.
Dok. tvOne/Hartini
Agus berjualan headband Timnas Indonesia seharga Rp5 ribu per buahnya.
"Kalau timnas kemarin juga jualan di AFC-16 ada pendapatan, animo masyarakat masih lumayan lah. Jadi perjuangan banget sehabis tragedi itu," ucapnya.
Dalam kondisi yang seperti ini, mereka berharap untuk kompetisi Liga Indonesia dapat berjalan normal kembali tanpa adanya batasan penonton.
"Kalau para pedagang sih maunya liga normal, tidak ada lagi batasan penonton. Karena kan ini tiket dibatasi, penonton dibatasi. Jadi harapannya kompetisi berjalan normal biar rame lagi," kata Agus.
Selain itu, kepengurusan PSSI yang baru di bawah Erick Thohir diharapkan dapat mengubah ekosistem sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik.
"Pedagang khususnya pengrajin jersey harapannya untuk pak Erick yang tahulah orang bola, orang bisnis pastilah beliau lebih tahu, apalagi mau ada VAR juga kan Liga Indonesia, mungkin lebih semarak lagi," tambah Hanif.
(hsn/hfp)