news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022)..
Sumber :
  • Antara

Konflik Rusia Vs Ukraina dan Nasib Pahit di Persimpangan Jalan

Tahun 2025 menjadi titik balik yang suram bagi Ukraina. Pasalnya, tiga tahun setelah invasi skala penuh Rusia, narasi kepahlawanan "Daud melawan Goliat" yang sempat membakar semangat Barat kini perlahan meredup, digantikan oleh kalkulasi dingin realpolitik. 
Senin, 29 Desember 2025 - 23:08 WIB
Reporter:
Editor :

Menuju "Skenario Korea": Tanah Ditukar Keamanan?

Berdasarkan ketiga perspektif di atas, narasi "kemenangan total" (mengembalikan perbatasan 1991) kini dipandang oleh banyak analis sebagai utopia. Tekanan geopolitik, kebuntuan militer, dan kehancuran ekonomi mendorong Ukraina ke satu arah: Negosiasi. 

Wacana yang berkembang di koridor diplomasi, termasuk dalam proposal perdamaian yang didorong oleh faksi tertentu di AS adalah model "Land for Security" atau sering disebut "Skenario Korea". 

Dalam skenario ini, terdapat beberapa opsi, antara lain Gencatan Senjata: Garis depan saat ini akan membeku menjadi perbatasan de facto baru, mirip dengan Demilitarized Zone (DMZ) di Semenanjung Korea.

Penyerahan Wilayah: Ukraina secara praktis (meski mungkin tidak secara hukum/di jure) harus merelakan Krimea dan Donbas tetap di bawah kendali Rusia.

Jaminan Keamanan: Sebagai gantinya, sisa wilayah Ukraina (yang "bebas") akan mendapatkan jaminan keamanan yang "kebal besi" dari Barat, dan potensi percepatan keanggotaan Uni Eropa, untuk mencegah agresi Rusia di masa depan.

Ini adalah pil yang sangat pahit. Bagi rakyat Ukraina, ini terasa seperti pengkhianatan terhadap pengorbanan ribuan nyawa.

Namun, dari kacamata strategi, ini mungkin satu-satunya cara untuk menyelamatkan eksistensi negara Ukraina agar tidak tergerus habis menjadi failed state yang hancur total.


Militer Ukraina. (Foto: Antara)

Kesimpulan

Konflik Rusia-Ukraina mengajarkan pelajaran brutal tentang batas kekuatan tekad di hadapan realitas material.

Ukraina tertekan bukan karena kurangnya keberanian, melainkan karena konvergensi faktor geopolitik (kelelahan Barat), strategi keamanan (keunggulan atrisi Rusia), dan ekonomi (kehancuran basis industri).

Dunia kini sedang menyaksikan pergeseran dari idealisme 2022 menuju realisme 2025.

Pilihan bagi Ukraina kini bukan lagi antara "menang atau kalah", melainkan antara "kehilangan sebagian wilayah untuk menyelamatkan masa depan" atau "mempertaruhkan segalanya dengan risiko kehilangan segalanya".

Sebuah dilema tragis yang menjadi penanda suramnya tatanan dunia baru. 

Berita Terkait

1 2 3
4
Tampilkan Semua

Topik Terkait

Saksikan Juga

04:21
07:41
01:44
00:57
01:35
01:23

Viral