- Antara/Vitalis Yogi Trisna
Profil Singkat Romo Franz Magnis Suseno, Filsuf yang Jadi Saksi Meringankan Terdakwa Bharada E
tvOnenews.com - Guru Besar Filsafat Moral, Romo Franz Magnis Suseno jadi sorotan setelah menjadi salah satu saksi yang dihadirkan oleh kuasa hukum Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Romo Magnis memberikan keterangan sebagai saksi meringankan terdakwa Bharada E dalam perkara pembunuhan terhadap Brigadir J.
Lalu, siapa sebenarnya sosok Romo Franz Magnis Suseno? Melansir dari laman VIVA.co.id, berikut profil singkat pria yang akrab disapa Romo Magnis tersebut.
Profil Singkat Romo Franz Magnis Suseno
Romo Franz Magnis Suseno saat memberikan keterangan di sidang Brigadir J (tangkapan layar)
Franz Magnis Suseno memiliki nama lengkap Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis. Dirinya lebih dikenal dengan panggilan Romo Magnis.
Franz Magnis Suseno lahir di Silesia, Jerman, 26 Mei 1936. Romo Magnis merupakan anak pertama dari 6 bersaudara dari pasangan Dr. Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Grafin von Magnis.
Keluarga ayahnya adalah keluarga bangsawan pemilik hutan di kawasan Silesia, daerah hutan milik mereka masuk wilayah yang kemudian menjadi Jerman Timur.
Namun, setelah Perang Dunia II, tempat itu malah dimasukkan sebagai wilayah Polandia yang menyebabkan keluarga Romo Magnis harus kehilangan harta dan kampung halamannya begitu saja.
Keluarganya termasuk satu dari 14 juta orang Jerman yang saat itu dijadikan balasan atas Perang Dunia II yang dilancarkan Jerman dan diusir dari Eropa Timur.
Romo Magnis bersama dengan orang tua dan adik adiknya yang dulunya adalah keluarga bangsawan harus merasakan tidur dengan perut kosong dan kelaparan setiap malamnya.
Meski berasal dari keluarga bangsawan yang harus kehilangan hartanya, kedua orang tuanya tidak pernah menyesalkan atau mengeluhkan nasib mereka yang berubah drastis.
Franz Magnis Suseno yang diharapkan bisa membangun kembali keluarga Magnis malah memutuskan untuk menjadi Jesuit di novisiat Tarekat.
Tentu saja, ibu dan ayahnya merasa sangat berat dan terpukul mendengar keputusan Romo Magnis. Bahkan ayahnya menawarkan untuk kuliah satu semester dulu walaupun tetap ditolak Romo Magnis.