news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Guru Besar Filsafat Moral, Romo Frans Magnis Suseno.
Sumber :
  • Antara/Vitalis Yogi Trisna

Profil Singkat Romo Franz Magnis Suseno, Filsuf yang Jadi Saksi Meringankan Terdakwa Bharada E

Romo Franz Magnis Suseno menjadi sorotan setelah menjadi salah satu saksi yang dihadirkan oleh kuasa hukum Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan..
Rabu, 28 Desember 2022 - 05:00 WIB
Reporter:
Editor :


Romo Franz Magnis Suseno (Antara/Puspa Perwitasari)

Ia sudah bulat untuk menjadi aktivis gereja. Franz Magnis sudah mengucapkan tiga kaul seorang biarawan Katolik : taat (kepada atasan), wadat (tidak kawin dan tidak aktif secara seksual), dan miskin (tidak memiliki sesuatu secara pribadi).

Pada tahun 1960, ia memberitahu bahwa lamarannya ke Indonesia dipenuhi dan kedua orang tuanya berat untuk melepaskan anak sulungnya ini. Romo Magnis pun kemudian datang ke Indonesia karena ingin belajar di Yogyakarta tentang filsafat dan teologi.

Tinggal di Yogyakarta mengharuskan Franz Magnis harus belajar bahasa Jawa. Pada tahun 1967, ia diangkat menjadi imam (pastor) dan prosesi pentahbisannya dihadiri oleh kedua orang tuanya yang datang dari Jerman.

Namun, pada tahun 1977, kabar berat menerpa keluarga mereka, Ayah Franz Magnis dikabari bahwa anaknya bukan warga Negara Jerman lagi, dan  menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Seminggu setelah menjadi WNI, Romo Magnis mengembalikan paspor ke kedutaan Jerman. Ia juga menambahkan nama ‘Suseno’ di belakang namanya. Sejak itulah ia mencurahkan perhatian dan kepeduliannya terhadap Indonesia.

Ia dedikasikan dengan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Bahkan, ia sangat fasih berbahasa Jawa. Selain itu dia sangat mendalami kebudayaan Jawa. 

Kini Romo Franz Magnis Suseno dikenal sebagai budayawan, tokoh rohaniawan atau pemikir di Indonesia. Hal ini sesuai dengan bidang pendidikannya.

Ia  menyandang gelar doktor ilmu filsafat dari Universitas Muenchen, seperti tertulis dalam bukunya Etika Jawa.

Sementara Disertasinya berjudul Normative Voraussetzungen in Denken des Jungen Marx (1843-1848 -- Fungsi Premis-premis Normatif dalam Pemikiran Marx Muda).

Romo menghabiskan kesehariannya dengan berlari santai dan menjadi dosen tetap di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. 

Selain itu, menjadi dosen tidak tetap di Fakultas Sastra dan Fakultas Psikologi UI dan ia telah membuat banyak buku tentang Jawa dan Filsafat. (viva/Mzn)
 

Berita Terkait

1
2
Tampilkan Semua

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral