KSAL Laksamana Yudo Margono tiba di Gedung DPR dalam Rangka Fit and Proper Test Calon Panglima TNI, Jumat (2/12/2022)..
Sumber :
  • tim tvOnenews/Syifa Aulia

KSAL Yudo Margono Tiba di Gedung DPR untuk Jalani Uji Kelayakan Calon Panglima

Jumat, 2 Desember 2022 - 13:47 WIB

Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono tiba di Gedung Nusantara II DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022). Yudo tiba sekitar pukul 13.00 WIB dengan pengawalan ketat. 

Dia akan mengikuti fit and proper test yang digelar Komisi I DPR pada pukul 13.30 WIB. Yudo terlihat memakai seragam TNI. 

Pantauan tvOnenews di lokasi, Yudo ditemani oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Mereka dikawal ketat oleh sejumlah perwira tinggi Polri dan TNI. Mereka juga tiba di Gedung DPR dalam satu mobil yang sama. 

Namun, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tak ikut mendampingi Yudo. Menurut Yudo, Andika tak ikut karena sedang berdinas.

 
KSAL Laksamana Yudo Margono tiba di Gedung DPR (Ist)

"Ada dinas," kata Yudo saat turun dari mobil di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022). 

Ketika ditanya tentang persiapan fit and proper test, dia menjelaskan sedang dalam persiapan. 

"Ini lagi persiapan," imbuhnya. 

Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno alias Dave Laksono menjelaskan fit and proper test ini akan dilakukan terbuka saat pemaparan Yudo. Kemudian, memasuki sesi pendalaman akan dilakukan tertutup. 

"Karena ada beberapa hal sensitif yang tidak bisa kita buka secara langsung," kata politikus Partai Golkar di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2022).

Menurut Dave, dalam sesi pendalaman saat fit and proper test nanti, Komisi I DPR akan menyinggung sejumlah isu aktual seperti peremajaan alutsista dengan keterbatasan anggaran, situasi di wilayah Papua, penegakan hukum, hingga potensi mitigasi keamanan.  

"Di Selat Malaka, bagian Selatan Indonesia itu juga butuh penjelasan dari beliau, karena mengingat jumlah flit kita yang terlalu banyak, sementara wilayah luas dan ancaman itu besar. Itu kita ingin perdalam, gimana beliau. Apakah kita butuh kapal induk misalnya, untuk berpatroli. Hal itu yang kita dalami," ungkap dia. (saa/put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral