- IG @pierresangpatriot
Kisah Kapten Pierre Tendean, Sederhana dan Ganteng, Jadi Idola Para Wanita Sekaligus Rebutan Para Jenderal
Maria Elizabeth Cornet, dan Aurelius Lammert Tendean, pasangan suami istri ini tengah diliputi kebahagiaan kala suara tangisan bayi laki-laki memecah pagi di rumah sakit rakyat yang bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ), Jakarta, yang saat ini dikenal sebagai RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.
Hari itu, pukul 08.10, tanggal 21 Februari 1939, Maria dan DR Tendean, mereka dikaruniai seorang putra yang tampan, Ia kemudian diberikan nama Pierre Andries Tendean.
Maria Elizabeth Cornet merupakan wanita asal Leiden, Belanda, sekaligus keturunan Prancis, menikah dengan Aurelius Lammert (A.L) Tendean, seorang dokter spesialis jiwa berdarah Minahasa, Sulawesi Utara. ltulah sebabnya putra mereka diberi nama Prancis "Pierre".
Pierre yang dalam bahasa Perancis bermakna "Kekuatan seperti batu" Dikemudian hari, 26 tahun kemudian, anak laki-laki tampan blasteran Minahasa - Prancis ini menjadi sosok penting dalam catatan sejarah bangsa Indonesia, ketika ia dijemput paksa oleh sekelompok pasukan Cakrabirawa di rumah komandannya, Jenderal Abdul Haris Nasution, Menko Hankam KASAB, pada 1 Oktober 1965 dini hari.
Pierre Kecil dan Keluarga Tendean yang Sederhana
Ketika Pierre berumur setahun, ayahnya dipindahkan dari Jakarta ke Tasikmalaya, Jawa Barat. Tidak lama sesudah bertugas di sana, Dr. A.L. Tendean jatuh sakit, sehingga perlu dirawat di Sanatorium Rumah Sakit Cisarua.
Seluruh keluarganya ikut pindah ke sana. Setelah sembuh ia tetap tinggal di Cisarua, dan bekerja di rumah sakit tersebut.
"Di daerah pegunungan itu mereka tinggal di rumah yang sederhana, akan tetapi sejuk dan nyaman, karena lbu Tendean rajin menanami halamannya dengan bunga-bungaan." ungkap Masykuri.