- Dok.Wikipedia
Karakter Rakyat Sulawesi Selatan Inilah yang Membuat Belanda Frustasi dan Mengirim Kapten Westerling ke Makassar
Mereka berdua adalah pemimpin kaum Republik yang memprakarsai pertemuan para pemimpin masyarakat untuk menyatakan dukungan kepada Republik Indonesia. Belanda menghabisi kedua Datu tersebut beserta hampir 300 orang pejuang Suppa, pengikut mereka, juga dihabisi.
Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan
Mengapa hanya untuk membentuk NIT Belanda melakukan gerakan teror di Sulawesi Selatan?. Menurut Salim Said, hak itu tampaknya tidak terpisahkan dari semangat perlawanan orang-orang Bugis, Mandar, dan Makassar yang baru beberapa puluh tahun sebelumnya terlibat dalam Perang Bone yang dilancarkan oleh Gubernur Jenderal Van Heutz pada awal abad ke-20.
Dalam usahanya menundukkan dan mempersatukan wilayah Hindia sebagai jajahan Belanda, Van Heutz, jenderal penakluk Aceh, mengadakan perang penaklukan di berbagai penjuru Hindia Be landa.
Bone, seperti juga Aceh, Klungkung di Bali, dan sejumlah daerah lainnya, semua kemudian ditaklukkan oleh tentara yang dikirim oleh Van Heutz. Tapi, semangat perlawanan tidak berhasil dilumpuhkan.
Foto: Kapten Westerling saat perpisahan di Mattoangin, 3 Maret 1947 (Dok. Maarten Hidskes)
Di Sulawesi Selatan, Belanda tidak pernah menemukan ketenangan dalam usahanya menjajah kembali Indonesia setelah Jepang terusir. Belanda bahkan tidak berani menduduki Aceh setelah Jepang menyerah.
"Khusus untuk Sulawesi Selatan, sejarah perlawanannya bisa ditarik jauh ke belakang. Ketika sekian abad silam armada Cornelis Speelman berhasil menaklukkan Sultan Hasanuddin, para mantan tentara Hasanuddin melanjutkan perlawanan jauh dari kampung halaman mereka." ungkap Salim dalam bukunya.
Di Pulau Jawa, sebagian mereka menjadi tentara Trunojoyo, yang lainnya menjadi tentara di Kesultanan Yogyakarta (Pasukan Daengan), sebagian menjadi perompak yang mengganggu Belanda di Selat Malaka.