Anggota Pasukan DST saat "Operasi Penertiban" Di Sulawesi Selatan 1947.
Sumber :
  • Dok. Maarten Hidskes

Kapten Westerling Membantai di Sulawesi Selatan Saat Berusia 27 Tahun, Begini Kesaksian Para Mantan Pasukannya

Senin, 11 Juli 2022 - 09:11 WIB

Menurut Herman dan Wim, dua anggota pasukan khusus lainnya, saat itu, beberapa pemuda dalam barisan pasukan Westerling benar-benar memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Pinky, tiba-tiba dia kabur, terlalu berat baginya. Dia kembali ke bagian ketentaraan yang sebelumnya. Kapten tidak memandang rendah siapapun" kata Wim dan Herman sambil menunjukkan sosok seorang pemuda kurus di sebuah foto.

Tak semuanya dari 123 personel DST yang dikirim ke Sulawesi Selatan itu orang Belanda, kebanyakan dari mereka adalah pemuda asal Sunda, Ambon, Manado, Jawa dan Timor. Hanya sekitar 30-an personilnya yang merupakan orang Belanda.

Buku yang ditulis Maarten Hidskes ini merupakan hasil pencarian dirinya, mengenai sejauh mana keterlibatan ayahnya, Piet Hidskes, tentara pasukan khusus belanda yang menjadi anak buah Westerling saat operasi militer di Sulawesi Selatan.

 

Sosok Kapten Westerling 

Komandan Pasukan Khusus itu adalah Eerste Luitenant (Letnan Satu) Raymond Westerling. Pria ini, 4 bulan sebelum diberangkatkan ke Sulawesi Selatan, tepatnya pada 20 Juli 1946, Ia baru saja diangkat menjadi komandan pasukan khusus DST dengan pangkat Kapten.

Sang Kapten kelahiran Turki, 31 Agustus 1919, bernama asli Raymond Pierre Paul Westerling, atau Kapten Westerling. Laki-laki yang oleh kalangan dekatnya dipanggil 'Ray'. Setidaknya begitulah kata kebanyakan orang.

"Laki-laki itu selalu membawa-bawa meja lipat ke kancah pelaksanaan aksi dan di atas meja itu dia pamerkan revolver-revolvernya. Laki-laki ini, begitu kata kebanyakan orang, menjadikan pelaksanaan eksekusi sebagai suatu pertunjukan." tulis Hidskes.

Berita Terkait :
1
2
3 4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral