- ANTARA
Mengenal Kiai Zulfa Mustafa, (Pj) Ketua Umum PBNU, Keponakan Wapres KH Ma’ruf Amin .
Jakarta, tvOnenews.com-Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan Zulfa Mustofa sebagai penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan posisi Yahya Cholil Staquf yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa malam.
“Penetapan pejabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa sekarang ini, yaitu yang mulia Bapak K.H. Zulfa Mustofa,” ujar Rais Syuriyah PBNU, Muhammad Nuh.
Zulfa Mustofa sebelumnya merupakan Wakil Ketua Umum PBNU. Ia akan mengemban jabatan baru hingga muktamar yang rencananya digelar pada 2026.
"Oleh karena itu, beliau akan memimpin PBNU ini sebagai penjabat Ketua Umum melaksanakan tugas-tugasnya sampai dengan Muktamar yang Insya Allah akan dilaksanakan di 2026," ujarnya.
Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar mengatakan rapat Pleno ini adalah bagian dari proses yang harus dilalui oleh Syuriyah untuk kembali menguatkan supremasinya di struktur PBNU
Profil Kiai Zulfa Mustafa
KH Zulfa Mustofa lahir di Jakarta pada 7 Agustus 1977. Ia merupakan putra dari pasangan ulama terkemuka, KH Muqarrabin asal Pekalongan, Jawa Tengah, dan Nyai Hj Marhumah Latifah dari Kresek, Banten.
Kiai Zulfa memiliki hubungan kekerabatan kuat dengan tokoh-tokoh penting dalam dunia keulamaan Indonesia. Ibunya merupakan cucu Nyai Hj Maimunah, ibu dari Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin. Dengan demikian, ia adalah keponakan Wapres KH Ma’ruf Amin dan cicit kemenakan ulama besar Nusantara, Syekh Nawawi al-Bantani.
Masa kecil Kiai Zulfa dihabiskan antara Jakarta dan Pekalongan. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Al-Jihad Tanjung Priok hingga kelas tiga, lalu melanjutkan sekolah di Pekalongan. Pendidikan menengahnya ia jalani di MTs Salafiyah Simbangkulon sebelum melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah di Kajen, Margoyoso, Pati—daerah yang dikenal sebagai pusat pendidikan pesantren.
Di Kajen, ia menimba ilmu dari dua guru besar yang sangat memengaruhi perjalanan intelektualnya, yakni KH MA Sahal Mahfudh, yang kelak menjadi Ketua Umum MUI Pusat, dan KH Rifai Nasuha.
Setelah lulus Madrasah Aliyah pada 1996, Kiai Zulfa berencana melanjutkan studi ke Timur Tengah, ke Al-Azhar atau Makkah. Namun keinginan itu tertunda setelah ayahnya wafat pada malam Idul Fitri tahun tersebut. Ia kemudian mengambil alih tanggung jawab ayahnya dalam mengajar di berbagai majelis taklim.