- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Kenapa Pelaku Bom SMAN 72 Belum Ditahan? Ini Penjelasan Polisi
Jakarta, tvOnenews.com - Polda Metro Jaya masih menelusuri motif dan proses perakitan bahan peledak yang digunakan Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) dalam insiden ledakan di SMA Negeri 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 7 November 2025 lalu.
Pemeriksaan dilakukan secara tertutup karena pelaku masih berstatus anak. Penyidik memastikan pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan.
"Didampingi oleh orang tua ABH, ayahnya. Ada bapas, ada dari tim kuasa hukum, KPAI, ini juga didalami tentang motif, ABH melakukan ledakan di SMAN 72, termasuk bagaimana ABH belajar dari mana untuk merakit bahan peledak tersebut," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, Senin (8/12).
Budi mengatakan, hingga kini tim penyidik masih menelusuri pembelian bahan baku yang digunakan pelaku.
"Dimana ABH membeli beberapa bahan baku tersebut. Nah termasuk kami akan mendalami terus,” ujarnya.
Kendati demikian, Budi menyebut, pihaknya tidak dapat memberikan keseluruhan informasi mengenai ABH lantaran statusnya yang masih sebagai anak.
Sehingga, kata Budi, ada sebagian informasi yang tidak dapat diungkap.
"Perlu kita ketahui untuk kita sama-sama menjaga karena anak yang berkonflik dengan hukum ini masih berstatus anak sehingga ada beberapa informasi, beberapa data yg tidak boleh kami sampaikan secara vulgar ke teman2 media,” katanya.
Soal kemungkinan penahanan, Budi menuturkan, penyidik belum dapat memberi kepastian. Sebab, sejauh ini penyidik masih meminta keterangan para saksi.
"Iya ini kita lihat, kan masih berjalan pemeriksaan saksi-saksi termasuk labfor digital forensik termasuk terkait tentang lapkrim, terkait bahan peledak semua akan diperiksa termasuk dari jibom, termasuk saksi-saksi pihak sekolah, semua akan didalami,” ucapnya.
Penyidik memastikan kondisi ABH stabil, sehingga pemeriksaan sudah dapat dilakukan.
“Sejauh ini sudah sehat makanya bisa dilakukan permintaan keterangan, artinya dalam pertanyaan di BAP itu sehat jasmani rohani itu juga dinyatakan dari dokter yang menangani medis ataupun dokter yang menangani secara psikis,” jelasnya.
Bahkan sejauh ini, kata Budi, ABH sudah diperiksa sebanyak 2 hingga 3 kali. Pemeriksaan ABH sudah berlangsung sejak awal pekan dan dilakukan di lokasi khusus.