- Antara
Polisi Dalami Keterlibatan Sosok Berinisial G, Saksi Kunci Bantu Alex Buang Jasad Alvaro di Tenjo
Jakarta, tvOnenews.com - Polisi masih melakukan penyidikan terkait kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho (6), oleh ayah tirinya, Alex Iskandar, yang berujung penemuan kerangka di sekitar kawasan Kali Cilalay, Tenjo, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/11/2025).
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilypaly mengatakan, pihaknya saat ini juga masih mendalami keterlibatan sosok berinisial G, dalam kasus tersebut.
“Sampai saat ini kami masih melakukan pendalaman sampai di mana dia (G) terlibat dalam kasus ini, tapi untuk sementara kami yang memutuskan untuk menjadi tersangka adalah si, ayah tirinya, AI itu sendiri,” kata Nicolas, kepada wartawan, dikutip Jumat (28/11/2025).
Nicolas menerangkan, sosok G saat itu sempat membantu tersangka Alex untuk membuang jasad ke Kali Tenjo. Namun pengakuannya, yang bersangkutan mengetahui isinya yakni bangkai anjing
“Kami masih melakukan pendalaman, itulah kami masih butuh waktu pendalaman lagi keterangan-keterangan, keterlibatannya sampai di mana, ya kan? Apalagi tadi dia (G) sudah bilang bahwa yang dia sampaikan bahwa itu adalah bangkai anjing, bukan mayat atau jenazah,” terang Nicolas.
Adapun sosok G mengetahui bangkai anjing dari tersangka Alex, yang saat itu gelisah akibat takut ketahuan bahwa yang dibuang adalah jasad Alvaro.
Kemudian untuk menghilangi sidik jari di plastik tempat Alvaro itu, Alex meminta bantuan G agar mencari plastik lagi, untuk menambahkan bungkusan jasad tersebut. Saat itulah Alex mengatakan isinya adalah bangkai anjing.
“Dan memang pada saat itu juga, sebulan kemudian itu dia, dia merasa was-was juga, jangan sampai ketahuan dia. Karena dia takut ada sidik jari di plastik-plastik itu, akhirnya dia meminta bantuan saksi kunci juga berinisial G itu membantu dia untuk mencari lagi, mengangkat mayat yang tadi, tapi dia bilang bahwa yang di dalam kantong plastik itu adalah bangkai anjing,” ungkap Nicolas.
“Dia mengangkat itu dan selanjutnya dia membungkus lagi dengan dua plastik hitam lagi mayat tersebut dan selanjutnya dia buang,” lanjutnya.
Sebelumnya, Polisi mengungkap motif ayah tiri Alvaro Kiano Nugroho, Alex Iskandar tega menculik dan membunuh Alvaro hingga jasadnya ditemukan tinggal kerangka di sekitar kawasan Kali Cilalay, Tenjo, Bogor, Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo menerangkan, pelaku memiliki motif dendam pribadi terhadap istrinya, yaitu ibu Alvaro.
“Adapun motifnya, yaitu dari komunikasi yang ada, ada motif dendam pribadi dengan istrinya,” kata Ardian, di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
Kemudian Ardian mengatakan, saat pelaku melancarkan aksinya, ibu korban (istrinya) tengah bekerja di luar negeri. Saat itu pelaku menduga bahwa istrinya melakukan perselingkuhan. Hal ini yang menjadi alasan pelaku membunuh Alvaro.
“Jadi, istri tersangka ini bekerja di luar negeri. Nah, akibat bekerja di luar negeri, dari hasil chat itu, muncul adanya dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya. Nah, di situ ada motif tersendiri terhadap si tersangka ini untuk melakukan pembunuhan itu terhadap anak. Karena anak ini adalah anak tiri dari tersangka,” terang Ardian.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto juga menuturkan bahwa pelaku menduga, sang istri memiliki pria idaman lain.
“Jadi motifnya sudah ada dorongan dan terakumulasi. Diduga istrinya memiliki Pria idaman lain,” tutur Budi.
Bahkan hal ini juga diperkuat dari hasil pecakapan digital pelaku. Penyidik menemukan adanya indikasi kuat dorongan emosional pelaku.
“Dari handphone yang diamankan, terduga secara terang-terangan menuliskan kalimat, 'gimana caranya gue balas dendam'. Ini muncul berulang kali di dalam konteks kemarahan, serta rasa sakit hati yang ditujukan ke pihak tertentu. Hal ini diakui oleh tersangka yang melakukan penculikan terhadap ananda AKN, sampai dengan membawa korban dari salah satu masjid di wilayah Bintaro, kecamatan pesanggrahan Jakarta Selatan. Pada saat korban dibawa, dalam kondisi menangis yang tidak berhenti, sehingga dibekap hingga meninggal dunia,” beber Budi. (Ars/nba)