- tim tvone - khumaidi
Nyawa Jadi Taruhan, Dokter Lakukan Amputasi Darurat Santri Ponpes Al Khoziny di Tengah Reruntuhan: Celah Hanya 40cm
tvOnenews.com - Duka yang mendalam dirasakan oleh masyarakat atas insiden bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo yang ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu.
Tim SAR gabungan masih melakukan proses pencarian dan pertolongan terhadap korban yang terkena reruntuhan.
Hingga saat ini, Minggu (5/10/2025) tim SAR telah menemukan 12 jenazah dan satu lagi potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan tersebut.
“Penemuan itu otomatis menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi 37 orang dan bagian tubuh menjadi dua potongan,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, pada Minggu (5/10/2025).
Angka tersebut mengurangi jumlah korban yang masih dalam pencarian sebanyak 26 orang.
Sedangkan satu bagian tubuh yang tidak utuh masih belum dihitung sebagai penambahan jumlah korban meninggal dunia, sebagaimana menurut standar prosedur oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).
Ditengah duka dari insiden tersebut, terdapat aksi heroik yang dilakukan oleh dokter untuk menyelamatkan korban yang masih hidup di antara puing-puing bangunan.
Seorang santri ditemukan masih hidup namun lengannya terhimpit beton tanpa ruang gerak.
- Tim tvOne - Kabar Pagi
Korban bernama Nur Rahmat Rahmatullah, tim medis pun harus berpacu dengan waktu sebelum kondisi pasien semakin memburuk.
Ketua tim medis, dr Larona Hydravianto bersama tim harus masuk ke tengah reruntuhan melalui celah hanya 40cm, ditengah ruang gelap dan pengap untuk melakukan life saving amputation atau amputasi darurat penyelamatan nyawa.
dr Larona terjun langsung ke lokasi korban untuk menilai kondisi korban dan melakukan asesmen awal.
“Jadi saya perlu menilai korban ini secara langsung masuk ke situ dari lubang atau dari celah yang aksesnya mungkin hanya sekitar 40cm,” ungkap Ketua Tim Medis, dr Larona Hydravianto pada tayangan Kabar Pagi, tvOne.
“Masuk ke dalam lebih kecil lagi, sekitar 30cm kalau nggak salah. Jadi kita semakin menunduk lagi sampai ke tempatnya korban,” sambungnya.
Dokter ditemani dua rekan lainnya, seorang dokter UGD dan tim Basarnas masuk ke tengah reruntuhan dan menilai kondisi pasien dengan memeriksa nadi.