- tvOnenews.com/Julio Saputra
Spekix Tahun 2025, Kementerian PPPA Berikan Peluang Kerja 2 Persen Bagi Penyandang Disabilitas
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan mengungkapkan bahwa kementerian memberikan peluang kerja sebesar 2 persen untuk para penyandang disabilitas.
Hal ini dinyatakan dirinya saat membuka acara Special Kids Expo (Spekix) 2025 dengan tema One Community in Harmoni di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, pada Sabtu (4/10/2025).
“Pemerintah sebenarnya memberikan peluang kepada pemberi kerja, peluang kerja kepada perusahaan. Tentu di Kementerian juga 2 persen untuk memberikan wadah kepada para penyandang disability yang sudah tentu punya kompetensi,” kata Veronica, dalam sambutannya, Sabtu (4/10/2025).
Namun menurut Veronica hal ini masih terdapat permasalahan terkait demand dan supply. Ketika pihaknya mengumpulkan perusahaan, mereka menanyakan soal keberadaan anak-anak disabilitas ini.
“Tapi balik lagi, ini adalah demand dan supply. Ketika kami mengumpulkan coba perusahaan-perusahaan bagaimana bisa mengakomodasi para pekerja penyandang disability. Mereka selalu mengatakan, kita mau membuka peluang tapi dimana orangnya, dimana anak-anak atau yang memang sudah berkompetensi ada dimana,” ucap Veronica.
Kemudian Veronica menyebutkan bahwa dalam mengatasi permasalahan ini, institusi sekolah telah memiliki peran untuk melatih anak berkebutuhan khusus.
“Ketika kami hadir, ada juga yang datang kepada kami institusi-institusi sekolah seperti sekolah inklusif ini yang memang sudah melatih anak autism. Jadi anak autism itu beda sekali dengan yang berkebutuhan khusus. Ada yang fisik, autism itu benar-benar kita harus memberikan kriteria, kriteria melatih mereka sesuai, sesuai kapasitas masing-masing,” tutur Veronica.
Selain itu Veronica menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga telah membangun sekolah rakyat yang diperuntukkan anak-anak yang benar-benar butuh untuk bersekolah, yang miskin sekali.
“Dan ketika kami hadir di Sentra, ini juga balik lagi urusan antara pelatihan yang ada dengan kadang-kadang anak-anak berkebutuhan itu. Ketika mereka harus hadir, mereka harus ada pendamping. Autism juga harus ada ekstra pendamping,” jelas Veronica.
“Makanya keakhirannya ini menjadi eksklusif. Akhirnya hanya menjadi anak-anak berkebutuhan khusus kalau yang mampu, yang sanggup. Karena masuk sekolah pun harus ada pendampingnya,” sambungnya.