- Kolase tangkapan layar YouTube University & Antara
Jenderal Nasution Kabur dari Penyergapan Cakrabirawa, Sayangnya 3 Orang ini Tewas usai Jadi Perisai di Tragedi G30S PKI
Jakarta, tvOnenews.com - Kisah Jenderal Abdul Haris Nasution biasa disapa Jenderal Nasution lolos dari Tragedi G30S PKI selalu menjadi daya tarik.
Sebagaimana diketahui, Jenderal Nasution salah satu Pahlawan Revolusi yang lolos dari penculikan dan pembantaian G30S PKI.
Dalam catatan kisah sejarahnya, Jenderal Nasution berhasil kabur saat G30S PKI dari Pasukan Cakrabirawa menyerang rumahnya.
Saat Gerakan 30 September, berbagai peluru milik anak buah Letkol Untung Syamsuri terus mengancam Jenderal Nasution dan keluarganya di rumahnya.
Jenderal Nasution Kabur di Tragedi G30S PKI
- Dok.Wikipedia
Merujuk dari buku Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi karya Victor M. Fic, peneliti asal Amerika Serikat itu menulis momen ketika Jenderal Nasution diserang Cakrabirawa.
Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Jenderal Nasution dan sang istri, Johanna Sunari tetiba terbangun dari tidurnya.
Pendengaran Johanna sangat dahsyat, kekasih Nasution itu merasa ada orang lain merangsek ke dalam rumahnya di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat.
Johanna terkejut sosok yang masuk dari Cakrabirawa, namun Nasution yang sudah kenyang di medan pertempuran sama sekali tidak takut.
Hal ini selaras dengan salah satu putri Jenderal Nasution, Hendrianti Sahara Nasution yang bercerita tentang kondisi mencekam itu dalam acara wawancara tvOne.
Cakrabirawa langsung membabi buta, namun Nasution dengan kecerdasannya melompat keluar rumah dari pagar, lalu bersembunyi di sekitar area rumah Dr. Leimena.
Kemudian, kaki Jenderal Nasution harus terluka pasca melompat masuk lewat pagar rumahnya sendiri.
Ia langsung dibawa ke persembunyian baru di kantor Staf Angkatan Bersenjata oleh Lertkol Kolonel Hidajat Wirasondjaja, Bob Sunarjo Gondokusomo, ajudan Mayor Sumargono, serta Komandan Staf Markas Besar.
"Mereka khawatir para pembunuh akan terus mengejar Nasution untuk kembali mencoba membunuhnya jika ia dibiarkan di rumahnya atau di sekitar situ," jelas Victor dalam tulisannya.
Jenderal Nasution harus menunduk di lantai mobil, sebab di kawasan Teuku Umar, masih banyak Pasukan Cakrabirawa berkeliaran.
"Kekhawatiran mereka ternyata beralasan, karena tidak lama setelah Nasution lolos seorang anggota Tjakrabirawa datang ke rumahnya mencari dia dan menanyakan di mana Nasution," kata Victor.
Sayangnya di balik lolosnya Jenderal Nasution, tiga sosok ini harus meregang nyawa pasca menjadi pelindungnya. Siapa saja?
Sosok Ade Irma Suryani Nasution
- Kolase tim tvOnenews.com
Ade Irma Suryani Nasution, putri bungsu Jenderal Nasution harus meregang nyawa akibat serangan membabi buta dari Cakrabirawa.
Yanti sapaan akrab putri pertama Jenderal Nasution menceritakan, Ade Irma tertembak peluru dari Cakrabirawa.
Saat itu putri bungsu Jenderal Nasution dibawa keluar oleh adik sang Jenderal, Mardiah lewat pintu terlarang.
Hujan tiga peluru menusuk bagian punggung Ade Irma, sehingga dibawa ke RSPAD Gatot Subroto.
Eka Trisyany Edyanti, cucu Jenderal Nasution juga berbagi cerita soal momen istri sang jendral menanyakan kondisi Ade Irma usai tertembak tiga peluru.
"Adek masih hidup," kata ibu Jenderal Nasution.
Ade Irma menjawab, "Masih mama.". Lalu kembali bertanya, "Apanya yang sakit."
Ade Irma mengatakan bagian perut terasa sakit. Ironisnya, ia bertanya kenapa sang ibu alasan sang ayah ditembak.
Eka mengatakan, kematian Ade Irma ternyata sudah menjadi firasat buruk dari sang ibu.
"Oma itu punya indera ke-6, suatu saat nanti ada orang yang datang ke rumah ambil Opa, kalau itu terjadi sudah tahu sembunyikan Opa di mana. Oma juga tahu tidak lama bisa menggendong tante Ade," beber Eka dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube eradotid.
Sosok Kapten Pierre Tendean
- IG @pierresangpatriot
Nama Kapten Pierre Tendean masuk pada Pahlawan Revolusi yang gugur saat pemberontakan G30S PKI. Jasadnya terkubur dalam Lubang Buaya, Jawa Timur.
Merujuk dari buku Pierre Tendean terbitan 1983/1984 karya Masykuri, kematian Kapten Pierre Tendean membuat isak tangis sang ibu yang berdarah Prancis, Maria Elizabeth Cornet sulit berhenti.
Tak heran, ajudan Jenderal Nasution itu harus meregang nyawa saat momen perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Maria pada 30 September 1965.
Sambil peluk peti jenazah putranya, Maria mengatakan, "Pierre, wat is er met jou gebeurd? (Pierre, apa yang terjadi denganmu?)."
Pria bernama asli Pierre Andrias Tendean itu gugur ketika ingin melindungi Jenderal Nasution saat Cakrabirawa membabi buta.
Kapten Pierre Tendean sebenarnya tidak sedang piket, namun ia mendengar suara bising dari tembakan sehingga mengambil senjata dan jaketnya demi melindungi Jenderal Nasution.
Alih-alih sukses, Pierre diculik lantaran pasukan G30S PKI mengira ia adalah sosok Jenderal Nasution, hingga berujung dibunuh.
Sosok Brigadir Polisi Karel Sadsuitubun
- istimewa
Ajun Inspektur Dua Karel Sadsuitubun sebelum tewas sempat selesai menjalankan tugasnya menjaga rumah Dr. Leimena.
Kebetulan rumah Dr. Leimena menjadi tempat persembunyian Jenderal Nasution di Jalan Teuku Umar 36 Jakarta.
Karel pun ingin tidur, namun suara gaduh dari Pasukan Pasopati memancing dirinya keluar.
Saat itu Pasopati melakukan penyekapan kepada para pengawal yang bertugas di kediaman Dr. J. Leimena.
Karel tidak jadi tidur, ia langsung membawa senjata dan menembaki pasukan dari G30S PKI.
Karel sulit melawan sendirian, tanpa butuh waktu lama, ia harus tertembak dan langsung tewas di tempat.
(buz/hap)