- Kementerian PUPR
Pramono Anung Sebut Banyak Anak Muda Tunda Menikah karena Belum Punya Rumah, Gen Z: Itu Pemikiran Zaman Dulu
Jakarta, tvOnenews.com - Generasi Z atau anak-anak muda yang lahir pada rentang waktu 1997-2012 tak setuju dengan ucapan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, yang menyebut banyak anak muda menunda nikah muda karena masalah harga rumah yang mahal.
Menurut Yosafat (27), pernyataan Pramono itu sudah tidak relevan lagi saat ini. Sebab, kini sudah mulai banyak anak-anak muda yang berdamai dengan masalah rumah.
Dia menuturkan harga properti maupun sebidang tanah di Jakarta memang sudah semakin mahal. Namun, hal itu bukan menjadi faktor penentu anak-anak muda menunda menikah di usia muda.
“Gue kurang setuju, karena menurut gue, realitanya kan memang rumah-tanah gitu sudah semakin mahal di Jakarta. Dan anak-anak muda itu sudah mulai berdamai kalau misalkan nikah itu enggak harus punya rumah dulu, gitu,” kata Yosafat saat dihubungi tvOnenews, Minggu (14/9/2025).
Dia menilai pernyataan politisi PDIP itu merupakan mindset orang zaman dulu, bahwa harus punya rumah sebelum menikah. Sebab, harga properti dan tanah pada zaman dulu masih cukup terjangkau.
“Karena zaman dulu kan rumah masih belum yang eksklusif banget, belum yang mahal banget. Tapi kalau sekarang kan realitanya sudah mahal,” kata pekerja swasta asal Jakarta itu.
“Jadi menurut gue banyak anak muda yang udah mulai berdamai dengan kenyataan. Jadi itu bukan faktor utama penentu buat nikah sih,” sambung Yosafat.
Sebelumnya, Pramono mengatakan bahwa banyak anak-anak muda sekarang menunda pernikahan lantaran belum memiliki rumah. Sebab, akses untuk memiliki rumah tinggal semakin sulit lantaran harga rumah yang kini semakin mahal.
“Persoalan utama di Jakarta ini banyak sekali anak-anak muda yang mau menikah, tidak berani karena persoalannya adalah perumahan,” kata Pramono di acara Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Dia pun menyinggung film “Home Sweet Loan” yang menggambarkan realita kehidupan anak muda yang berjuang memiliki rumah ketika belum menikah. Keresahan yang sama ditampilkan dalam film itu, yakni harga properti yang sangat mahal.