- Rika Pangesti/tvOnenews.com
Dosen Hukum Pidana UI sebut Jokowi Berpotensi Ikut Bertanggung Jawab di Kasus Nadiem, Ini Aturan Hukumnya
Jakarta, tvOnenews.com - Tidak sedikit akademisi melontarkan pandangannya terkait kasus Mantan Mendikbudristek periode 2019-2024, Nadiem Makarim. Bahkan, dosen Hukum Pidana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Febby Mutiara Nelson juga sampaikan pandangannya soal hal tersebut.
Kata dia, mantan Presiden, Jokowi berpotensi bertanggungjawab hukum dalam kasus dugaan korupsi Laptop Chromebook oleh tersangka mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Bahkan ia jelaskan, aturan hukum pidana berlaku pada siapa saja tanpa kecuali, termasuk presiden, apabila terbukti terlibat secara aktif.
“Kalau nanti dalam proses hukum terbukti bahwa presiden secara aktif terlibat atau memberikan perintah yang melanggar hukum dalam program chromebook ini, maka tentu pertanggungjawaban pidana tidak bisa dikecualikan,” ucap Dosen Hukum Pidana UI, Febby kepada awak media saat dihubungi, seperti dikutip pada Jumat (5/9/2025).
Selain itu, ia tegaskan, prinsip dasar dalam hukum pidana mengatur setiap orang yang turut serta melakukan tindak pidana bisa dimintai pertanggungjawaban, terlepas dari jabatannya.
"Dalam prinsip hukum pidana, setiap orang yang melakukan atau turut serta melakukan perbuatan melawan hukum bisa dimintai pertanggungjawaban, tidak peduli jabatannya, kecuali ada alasan pembenar atau alasan pemaaf,” ucap Febby.
Maka dengan begitu, meski secara umum tanggung jawab hukum berada di level kementerian, Febby menilai tidak bisa menutup kemungkinan adanya konsekuensi hukum terhadap Jokowi jika bukti keterlibatan langsung ditemukan dalam penyidikan.
Sebagai informasi, Kejaksaan Agung telah menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook untuk Program Digitalisasi Pendidikan tahun 2019–2022.
Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Nurcahyo Jungkung Madyo, menyebut penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik memperoleh bukti yang cukup mengenai keterlibatan Nadiem.
Usai ditetapkan sebagai tersangka, Nadiem langsung ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Nadiem akan mendekam selama 20 hari ke depan untuk kepentingan penyidikan.
Atas perbuatannya, Nadiem disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Dengan penetapan ini, total sudah ada lima orang tersangka dalam perkara korupsi Chromebook.