- dok.kolase tvOnenews.com
Misteri Ponsel Arya Daru yang Hilang: Bukti Kunci Tak Ada, Polisi Yakin Penyelidikan Tetap Jalan!
Jakarta, tvOnenews.com – Di tengah terus bergulirnya penyelidikan atas kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan, satu barang penting yang masih hilang dan menjadi teka-teki besar adalah ponsel pribadinya. Meski belum ditemukan, polisi memastikan penyidikan tetap berjalan tanpa hambatan berarti.
“Ponsel, ya sampai kapan pun akan tetap dicari. Akan dibutuhkan untuk pengungkapan fakta dan menjelaskan apa yang terjadi. Tapi dari penyelidik menyatakan bahwa walaupun handphone hilang, tidak menghambat pengungkapan dan untuk menemukan fakta,” ujar Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, Senin (28/7/2025).
Meski alat komunikasi utama Arya belum berhasil ditemukan sejak jasadnya ditemukan pada 8 Juli lalu, penyidik telah mengantongi sejumlah bukti digital siber yang menguatkan konstruksi peristiwa sebelum kematian. Data dari email dan WhatsApp Arya telah berhasil diakses melalui laptop pribadi miliknya yang ditemukan di dalam ransel di rooftop kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
“Sudah dikombinasikan dengan WA istri, WA teman, WA orang-orang yang terakhir berkomunikasi sebelum yang bersangkutan ditemukan tidak bernyawa. Semuanya disinkronkan,” lanjut Reonald.
Pesan-pesan yang terlacak termasuk obrolan dengan istri, atasan, hingga rekan kerja yang sempat beraktivitas bersama Arya, termasuk saat berbelanja di pusat perbelanjaan Grand Indonesia. Polisi juga telah memeriksa sopir taksi yang mengantar Arya dalam salah satu aktivitas terakhirnya.
Isi Ransel, Bukti Digital, dan Jejak Terakhir Arya
Temuan laptop itu sendiri merupakan bagian dari barang-barang pribadi Arya yang ditemukan di lantai 12 gedung Kemenlu, tepatnya di samping tangga menuju rooftop. Di sana, penyidik juga menemukan tas ransel berisi laptop, alat kantor, obat-obatan, dan nota belanja, termasuk tas belanja berlogo Uniqlo berisi pakaian baru.
Meski tak merinci jenis obat yang dibawa, polisi menyebut adanya surat rawat jalan dari sebuah rumah sakit di Jakarta bertanggal Juni 2025. Dari keterangan Kompolnas, Arya diketahui mengidap GERD dan kolesterol tinggi, serta membawa obat-obatan ringan seperti penurun panas.
Jejak digital dari laptop menjadi kunci pembuka dalam rekonstruksi kronologi. Berdasarkan pantauan CCTV dan data digital, Arya diketahui sempat naik lift hingga lantai 12, lalu menempuh tangga darurat menuju rooftop, sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia beberapa jam kemudian.