- Istimewa
Potensi Kuat Adanya Saksi Kunci Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan, DPR RI Minta LPSK Proaktif
Jakarta, tvOnenews.com - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) diminta mengambil langkah proaktif dalam mengawal kasus tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangyunan.
Permintaan itu disampaikan langsung oleh anggota Komisi XIII DPR RI, Yanuar Arif di Jakarta pada Senin (21/7/2025).
Yanuar menilai atensi masyarakat terhadap kasus kematian diplomat muda Kemenlu ini sangat tinggi lantaran muncul sejumlah indikasi kejanggalan.
Selain itu perhatian publik juga tertuju pada latar belakang pekerjaan almarhum dan kasus-kasus sensitivf yang pernah ia tangani sebagai diplomat.
- Istimewa
"Kita tentu menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan oleh pihak berwenang. Namun, dalam konteks perlindungan terhadap para saksi, LPSK harus bergerak lebih awal dan aktif," katanya.
Yanuar menegaskan potensi adanya saksi kunci dalam kasus kematian Arya Daru Pangayunan sangatlan mungkin.
Bahkan sangat mungkin saksi kunci tersebut menghadapi tekanan atau ancaman tertentu.
Sehingga kehadiran LPSK menjadi sangat penting dalam kasus ini, untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan para saksi dalam memberikan keterangan.
"Bila ada saksi yang memiliki informasi penting terkait kematian diplomat tersebut, mereka harus diberi perlindungan maksimal. LPSK tidak boleh menunggu permintaan, tapi bisa jemput bola dalam situasi tertentu yang mengandung potensi ancaman,” ujarnya.
Oleh karena itu Yanuar mengajak publik untuk terus mengawal kasus ini secara kritis, namun tetap menjungjung asas praduga tak bersalah.
Lebih lanjut, Yanuar berharap pengungkapan kasus ini dapat dilakukan secara transparan dan tuntas agar tidak menimbulkan spekulasi liar yang dapat merusak citra Lembaga maupun merugikan pihak-pihak tertentu.
“Kita percaya pada kerja aparat penegak hukum, tetapi dalam sistem hukum yang sehat, perlindungan terhadap saksi adalah bagian penting dari keadilan itu sendiri,” pungkasnya.
Informasi Baru
Kompolnas menyatakan telah mendapatkan informasi baru terkait misteri kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan.
Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam mengatakan bahwa informasi tersebut didapatkan usai Kompolnas menemui keluarga korban ADP pada Minggu (20/7).
"Background (latar belakang) dari berbagai aktivitas almarhum ketika hari H, kami tarik ke belakang ke waktu-waktu yang penting, yang kami dapatkan juga sesuatu yang baru di situ," katanya di Jakarta Senin (21/7/2025).
Selain itu, lanjut Anam, Kompolnas juga mendalami kronologi waktu kejadian.
"Soal apa yang terjadi pada waktu-waktu tersebut dan bagaimana interaksi aktivitas dalam constraint waktu tersebut sehingga tidak hanya menjadi kronologi, tapi menjadi satu struktur peristiwa," ucapnya.
Kompolnas juga dalami barang-barang yang diduga berkaitan dengan kasus kematian Arya Daru Pangayunan.
"Bagaimana relasi barang itu atas peristiwa, itu juga kami dalami," katanya.
Anam mengatakan bahwa pengecekan hal-hal tersebut menjadi penting guna mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya terjadi pada waktu kematian Arya Daru Pangayunan.
"Kami perdalam nantinya dengan cek TKP, termasuk juga dengan Polda Metro Jaya. Pentingnya untuk mengecek sesuatu yang baru ini untuk mengklarifikasi apakah betul peristiwanya seperti itu, apakah betul sesuatu yang baru ini masih berhubungan dengan peristiwanya atau tidak, atau memiliki makna yang lain," katanya.
Kompolnas telah menyatakan kesiapan untuk ikut serta membantu aparat kepolisian dalam pengungkapan kasus kematian Arya Daru Pangayunan.
Institusi tersebut menyatakan akan melakukan klarifikasi. Jika memang itu kasus bunuh diri maka akan dicari penyebab bunuh diri.
Namun, jika bukan kasus bunuh diri atau ada tindak pidana di dalamnya maka akan dilakukan konstruksi peristiwa.
Sebelumnya, Kapolsek Menteng Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Rezha Rahandi mengatakan bahwa korban ADP ditemukan tewas di sebuah indekos dengan kondisi kepala terlilit lakban (8/7).
Korban ditemukan oleh penjaga indekos yang berada di lokasi kejadian.
Jenazah korban juga telah diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diketahui penyebab kematiannya. (muu)