news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Refleksi Reformasi, Aktivis 98 Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto.
Sumber :
  • Istimewa

Refleksi Reformasi, Aktivis 98 Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Ratusan aktivis reformasi 1998 dan aktivis pro demokrasi lintas generasi melakukan ziarah tabur bunga sekaligus refleksi Reformasi di Taman Makam Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur, Rabu (21/5/2025).
Rabu, 21 Mei 2025 - 21:55 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Ratusan aktivis reformasi 1998 dan aktivis pro demokrasi lintas generasi melakukan ziarah tabur bunga sekaligus refleksi Reformasi di Taman Makam Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur, Rabu (21/5/2025).

Hadir dalam kesempatan itu para aktivis 1998 dari berbagai kampus seperti Wanto Klutuk Sugito (Aktivis 98 UIN Syahid Jakarta), Jimmy Fajar Jimbong (Aktivis 98 ISTN Jakarta), Mustar Bonaventura (Aktivis 98 UKI), Simson Simanjuntak (Aktivis 98 Unika Medan), Agung (Aktivis 98 Kampus APP), Cesare (USNI Jakarta) dan berbagai tokoh reformasi 98 lainnya. 

Mantan aktivis 98 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wanto Sugito mengatakan bahwa reformasi bukan sekedar peristiwa, tabur bunga, atau seremoni belaka.

Menurutnya reformasi merupakan momentum kontemplasi untuk terus memperjuangkan nilai yang diamanatkan perjuangan Reformasi tersebut. 

“Nilai untuk terus melawan ketidakadilan, nilai untuk terus melawan rezim intimidatif dan anti demokrasi, nilai untuk terus melawan sistem militeristik, nilai untuk mewujudkan pemerintahan pro rakyat," kata Wanto kepada awak media, Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Wanto menuturkan perlawanan terhadap orde baru era reformasi mampu menumbangkan Soeharto sebagai ikon totaliter dan diktator.

Oleh karena itu pihaknya sangat menentang wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. 

“Kami menyatakan penolakan tegas terhadap upaya pemberian Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, mantan presiden yang memimpin selama 32 tahun melalui rezim Orde Baru yang otoriter, militeristik, dan penuh pelanggaran hak asasi manusia,” ujar Wanto.

Wanto menganggap upaya pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto adalah penghinaan terhadap para korban, keluarga mereka, serta seluruh rakyat Indonesia yang memperjuangkan keadilan dan demokrasi. (raa)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:13
01:47
02:41
01:22
01:17
00:57

Viral