- Istimewa
Kemenpar dan IPTI Rumuskan Kurikulum Pendidikan Pariwisata Berdaya Saing Internasional
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menjalin kolaborasi dengan Institut Pariwisata Tedja Indonesia (IPTI).
Kolaborasi antar kedua pihak ditujukan sebagai langkah inergi membangun pariwisata Indonesia yang dirumuskan melalui kurikulum pendidikan.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kemenpar, Masruroh mengatakan kolaborasi ini juga menjadi ajang kedua belah pihak saling bertukar gagasan dalam merumuskan kurikulum pariwisata yang tidak hanya relevan terhadap kebutuhan industri tetapi juga mencerminkan arah pembangunan nasional dan global.
"Langkah Tedja Indonesia untuk membangun kurikulum adaptif sangat kami apresiasi. Ini bukan hanya mencerminkan kesiapan menghadapi tantangan pariwisata saat ini, tetapi juga komitmen terhadap pembangunan SDM yang relevan dan strategis," kata Masruroh, Jakarta, Minggu (4/5/2025).
Masruroh menuturkan pihaknya turut menyoroti terkait filosofi pendidikan Tedja Indonesia yang memadukan akar budaya lokal dengan standar pendidikan internasional.
Menurutnya bahwa pendidikan pariwisata masa kini menuntut pendekatan kolaboratif, di mana mahasiswa belajar lintas bidang untuk memahami kompleksitas industri secara utuh.
"Selaras dengan visi pemerintah, keberlanjutan menjadi salah satu topik utama dalam diskusi. Baik Tedja Indonesia maupun Kemenpar sepakat bahwa keberlanjutan harus menjadi prinsip utama dalam pendidikan pariwisata meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, hingga ekologi," katanya.
Sementara, Ketua Program Studi Public Relations Tedja Indonesia, Nindyta Aisyah Dwityas mengatakan pihaknya menggunakan pendekatan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE).
Menurutnya pendekatan ini tak hanya membekali mahasiswa dengan pemahaman teoritis melainkan juga mendorong mereka untuk mampu mengaplikasikan ilmunya secara nyata dalam konteks industri.
"Kemenpar menilai model ini sebagai refleksi dari pendidikan pariwisata masa depan yang harus fleksibel, dinamis, dan kontekstual," kata Nindyta.
Nindyta menjelaskan bahwa kurikulum Tedja Indonesia juga disusun secara interdisipliner dengan mengintegrasikan berbagai program studi.
Menurutnya integrasi ini menciptakan ekosistem pembelajaran bagi mahasiswa untuk melihat pariwisata bukan sekadar produk tetapi sebagai pengalaman menyeluruh dengan cakupan aspek layanan, komunikasi, dan teknologi.
"Dengan pertemuan ini, Tedja Indonesia menegaskan kesiapan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong kemajuan pendidikan pariwisata yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing," ungkapnya. (raa)