- Istimewa
Tante Dokter Aulia Risma Sebut Keponakannya Diperintah Angkat Kasur oleh Seniornya Pascaoperasi Saraf Kejepit
Jakarta, tvOnenews.com - Tante dokter Aulia Risma, Vieta, menyebut keponakannya diperintah mengangkat kasur. Padahal kondisi dokter Aulia Risma saat itu baru saja menjalani operasi saraf kejepit.
Hal ini diceritakan oleh Vieta di acara Fakta tvOne. Dia membeberkan dugaan kekejaman senior-senior dokter Aulia Risma.
Disclaimer: Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten kekerasan eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.
Selain diperintah mengangkat kasur, keponakannya juga diperintah untuk membawa minuman tanpa bantuan orang lain.
“Dia disuruh angkat minum. Tidak boleh dibantu siapapun,” katanya dikutip pada Kamis (29/8/2024).
Vieta mengatakan senior keponakannya pernah meminta dokter Aulia Risma untuk membelikan rokok dan makanan di waktu yang tidak wajar, yakni tengah malam.
Bahkan, uang untuk membeli rokok dan makanan itu berasal dari kantong dokter Aulia Risma sendiri.
“Beli rokok tengah malam pakai biaya pribadi. Makanan pun harus disiapkan. Itu biaya pribadi (uang dokter Aulia Risma),” ujarnya.
Hal ini, kata Vieta, membuat uang pengeluaran dokter Aulia Risma membengkak. Bahkan, keluarga dokter Aulia Risma sempat ingin menjual sawah untuk membiayai pengeluaran tersebut.
“Sempat mau jual sawah juga. Mau dijual karena memang kebutuhan,” ungkapnya.
Dokter Aulia Risma merupakan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri akibat perundungan.
Diketahui dokter Aulia Risma beberapa kali ingin mundur dari program itu. Akan tetapi, dia tidak berani karena diduga ada penalti yang harus dibayar apabila menyatakan mundur.
Usai dikonfirmasi langsung ke Kementerian Kesehatan, apabila mahasiswa atau mahasiswi ingin keluar dari PPDS tidak ada penalti apa pun.
“Kita baru tahu juga penjelasan dari Kemenkes kemarin. Padahal tidak ada aturan untuk mengganti penalti,” terang Vieta. (nsi)