- YouTube/tvOneNews
Ahli Metafisika Ini Sayangkan Saka Tatal Jalani Ritual Sumpah Pocong: Kok Berani...
tvOnenews.com - Saka Tatal menanggapi perkataan Rudiana terkait dirinya yang berani sumpah pocong dalam konferensi pers yang digelar keluarga Vina beberapa waktu lalu. Saka kemudian melakukan menjalani ritual sumpah pocong pada Jumat (9/8/2024) lalu.
Ada tujuan tersendiri, mengapa Saka berani untuk melakukan ritual sakral tersebut, yakni karena ia ingin terbebas dari cap mantan terpidana kasus Vina Cirebon.
Sebelumnya, Saka divonis 8 tahun penjara, karena ia masih di bawah umur saat dijatuhi hukuman tersebut oleh majelis hakim. Namun, ia tak sepenuhnya menjalani hukuman 8 tahun. Sebab, dirinya mendapat keringanan, sehingga hanya mendekam di balik jeruji besi selama 4 tahun.
Saka menjadi satu dari delapan terpidana kasus tewasnya Eky dan Vina yang divonis ringan. Sebab, tujuh terpidana lainnya mendapat vonis seumur hidup.
Saka Tatal dinyatakan bebas pada tahun 2020 lalu. Namun, ia masih harus menjalani wajib lapor selama 4 tahun lamanya, sehingga dirinya baru dinyatakan bebas murni pada Selasa (23/7/2024) lalu.
Satu hari setelahnya, Saka menjalani sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon untuk 'membersihkan' namanya dari daftar tersangka kasus Vina Cirebon.
Tak sampai di situ saja, Saka juga menempuh cara lain untuk membuktikan bahwa dirinya tidak melakukan apa pun sehingga menghilangkan nyawa Eky dan Vina pada 2016 silam. Cara itu adalah ritual sumpah pocong.
Dalam ritual yang dilaksanakan di Padepokan Amparan Jati Cirebon, Jumat (9/8/2024) itu, Saka mengucapkan sumpah sambil dibalut kain kafan layaknya jenazah.
"Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya tidak melakukan pembunuhan atau pemerkosaan terhadap Eky dan Vina,” ucap Saka Tatal saat menjalani sumpahnya.
"Demi Allah, bahwa saya dan ketujuh terpidana adalah (korban) salah tangkap yang telah disiksa, disetrum, diberi air kencing, dan direkayasa kasus ini oleh Iptu Rudiana. Apabila saya berdusta dalam sumpah pocong ini, maka saya siap diazab oleh Allah dengan azab yang teramat pedih sesegera mungkin, baik di dunia ataupun di akhirat. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," ucapnya.
Di sisi lain, seorang ahli metafisika bernama Kirama Wijaya turut angkat bicara soal ritual sumpah pocong yang dilakukan oleh Saka Tatal.
Ia menyayangkan, jika masyarakat saat ini mudah sekali mengucapkan sumpah. Padahal, sumpah pocong adalah suatu hal yang sangat sakral.
"Saya sangat menyayangkan masyarakat sekarang ini mudah banget untuk bersumpah. Saya pribadi sih nggak berani untuk gampang bersumpah,” kata Kirama Wijaya, ahli metafisika yang diwawancarai tvOne di sela-sela live report pengucapan sumpah pocong Saka Tatal.
Kirama juga mengatakan, jika sumpah pocong adalah proses yang menegangkan. Sebab, hal itu dilakukan sebagai pembuktian untuk menegaskan kebenaran.
“Biasanya (sumpah pocong tuh) gini, ‘Demi Allah saya bersumpah atas yang dituduhkan’. Dalam proses metafisika ini sangat sakral sekali, menegangkan,” katanya.
Dikatakan, bahwa apabila seseorang itu tidak terbukti bersalah, maka prosesnya berjalan lancar, begitu pun sebaliknya.
"Kalau dia tidak mengakui atau tidak berbuat lancar-lancar aja," ujar Kirama Wijaya. (hnf) (ism)