- Antara
Suara Shanty Alda Tinggi di Jawa Tengah, Pengamat: Jangan-jangan..
Jakarta, tvOnenews.com - Shanty Alda Nathalia, merupakan calon Anggota Legislatif DPR RI dari PDI Perjuangan yang mencetak sejarah pada Pemilu 2024. Sebab, Shanty meraup suara besar di Dapil Jawa Tengah IX
Shanty yang merupakan Direktur PT. Smart Marsindo ini maju sebagai calon Anggota Legislatif DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IX, meliputi Kabupaten Brebes. Tentu saja, ini fenomena yang menakjubkan seorang Puan yang merupakan kader lama bisa dikalahkan oleh Shanty Alda.
Diketahui, hasil rekapitulasi penghitungan suara sementara bahwa Shanty Alda Nathalia memperoleh suara sebanyak 196.328 suara. Shanty meraih suara tertinggi di Dapil Jawa Tengah IX. Sedangkan, Puan sementara meraup suara sebanyak 187.681 suara di Dapil Jawa Tengah V.
Pengamat Politik, Ujang Komarudin mengatakan kalau bicara suara tinggi besar apalagi bisa mengalahkan Puan, itu ada beberapa faktor yang perlu dilihat lebih dalam terhadap sosok Shanty Alda.
“Kita cek dulu background-nya dia, apakah anak pengusaha atau anaknya pejabat. Itu kalau suara paling tinggi ada banyak faktor,” kata Ujang dikutip pada Senin, 11 Maret 2024.
Namun, Ujang menyebut tidak dapat dipungkiri juga ditengah-tengah pelaksanaan pemilu itu adanya dugaan politik uang yang tinggi kepada masyarakat. Makanya, ia mengatakan patut dicurigai juga jika perolehan suaranya tinggi itu diduga melakukan money politic.
“Faktor yang paling tinggi ditengah-tengah Pileg kita money politic yang tinggi. Jangan-jangan dengan pengeluaran uang yang cukup besar,” jelas dia.
Selain itu, Ujang juga melihat faktor lain bahwa Shanty Alda bisa jadi melakukan kampanye dengan maksimal sehingga dapat mengalahkan anak dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yakni Puan di Provinsi Jawa Tengah.
“Faktor lainnya bisa jadi investasi politik, mungkin kampanyenya habis-habisan dengan total dan dia sudah siap untuk menang mengalahkan Puan. Faktor turun langsung dan sebagainya. Kalau kita bicara suara tinggi banyak faktornya, tapi kemungkinan besar faktor kekuatan uang untuk kampanye dan sebagainya,” tegas Ujang. (ebs)