- tim tvone - sinto sofiadin
600 Pelampung dari Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperikel) Kabupaten Jember, Membuat Warga Resah dan Panik
Jember, Jawa Timur - Sebanyak 600 pelampung dikirim ke rumah salah seorang warga, di Dusun Tanggul Melati, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jember. Menurut warga, ratusan pelampung itu diserahkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperikel) Kabupaten Jember, sebagai upaya mitigasi bencana. Lantaran terkesan mendadak, warga menjadi resah dan panik. Pasalnya beredar isu di masyarakat, adanya droping ratusan pelampung itu sebagai langkah antisipasi terjadinya bencana tsunami yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Sholeh, salah seorang warga, mengaku kecewa dengan maksud baik dari Pemkab Jember. karena tidak diimbangi dengan komunikasi yang baik. Banyak warga yang mengungsi dan bersiap diri sejak Senin (20/12/2021).
"Didropnya itu di rumah Pak Kampung, ada 600 pelampung kalau dihitung. Katanya dari Disperikel dan untuk mitigasi bencana. Tapi dengan adanya tumpukan pelampung ini, malah meresahkan warga," kata Sholeh saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (21/12/2021).
Lanjut Sholeh, terkait droping ratusan pelampung itu tidak hanya dilakukan di satu dusun saja.
"Info yang saya terima ada di Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas juga, Desa di Kecamatan Kencong, dan Desa di Kecamatan Tempurejo," sebutnya.
Droping ratusan pelampung itu, lanjut pria yang juga dari LSM Mina Bahari ini, berasal dari program pengadaan pelampung pada jaman mantan Bupati Faida.
"Tapi gambar bupatinya diklentek (dirobek, red), dan langsung diserahkan begitu saja. Mestinya kalau niat baik untuk warga, diberikan kejelasan. Tapi yang terjadi malah kepanikan. Ini yang tidak benar. Mungkin nanti dari Pemkab bisa lebih bijaksana lah," sambungnya
Terpisah, saat dikonfirmasi Kabid Sumber Daya Disperikel Jember Tigo Dewanto membenarkan adanya droping 600 pelampung itu. Menurut Tigo, droping ratusan pelampung itu diperuntukkan bagi pelaku usaha perikanan di wilayah pesisir selatan Kabupaten Jember.
"Iya benar (droping pelampung), sesuai SK yang Disperikel dulu. Untuk pelaku usaha perikanan dan upaya mitigasi bencana," kata Tigo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Untuk jumlahnya, kata Tigo, ada 600 pelampung. Namun kemudian pasca dilakukan droping ratusan pelampung, warga sekitar menjadi resah karena ada isu persiapan datangnya tsunami. Tigo enggan berkomentar banyak.
"Wah saya tidak tahu (jika sampai membuat resah warga). Katanya sih tadi kejadiannya (soal keresahan warga). Tapi sebenarnya itu program (Pemkab Jember) yang lama," ucapnya.
Ditanya alasan kenapa baru dilakukan droping mendadak dan sekarang, Tigo menjawab karena memang banyak pelampung yang harus diserahkan, sehingga barulah sekarang diserahkan. Dirinya menjelaskan saat pandemi Covid-18, masih ada kegiatan pemberian bantuan bansos. "Untuk yang mendapatkan pelampung, ya di wilayah pesisir itu. Dari Kecamatan Kencong sampai Tempurejo. Khusus bagi pelaku usaha perikanan, bukan untuk masyarakat. Kan gak cukup," sambungnya. (Sinto Sofiadin/hen)