news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Dokter Wahyu Tomo, dokter konsultan bedah onkologi RSA UGM..
Sumber :
  • Istimewa

Dokter Wahyu Tomo Kupas Makna "Cinta tanpa Sianida" di Tengah Fenomena Romance Recession

Di era digital ini, generasi muda menghadapi tantangan baru dalam urusan cinta, yang dikenal sebagai "romance recession" atau resesi percintaan.
Senin, 8 September 2025 - 20:26 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Di era digital ini, generasi muda menghadapi tantangan baru dalam urusan cinta, yang dikenal sebagai "romance recession" atau resesi percintaan. Tekanan biaya hidup tinggi, utang pendidikan, dan ketidakstabilan pasar kerja membuat banyak anak muda usia 18-28 tahun memilih untuk tidak mengeluarkan uang untuk urusan kencan.

Dalam konteks ini, Dokter Wahyu Tomo, seorang dokter konsultan bedah onkologi RSA UGM, membagikan wawasan tentang konsep cinta melalui artikel "Cinta Tanpa Sianida". Menurutnya, cinta adalah suatu emosi atau perasaan positif yang dapat memberikan kebahagiaan, namun juga dapat mengantarkan seseorang kepada derita yang tak bertepi jika tidak dipahami dengan baik.

"Kata cinta merupakan satu kata yang didambakan sekaligus ditakuti oleh orang yang pernah terbahagiakan karenanya atau orang yang mengalami trauma karena lukanya," jelasnya. 

Dokter Tomo menjelaskan bahwa cinta sulit dijelaskan secara tuntas karena lebih berhubungan dengan emosi manusia, bukan logika. Ia juga mengutip pendapat Erich Fromm tentang lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu perasaan, pengenalan, tanggung jawab, perhatian, dan saling menghormati.

"Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu: perasaan, pengenalan, tanggung jawab, perhatian, saling menghormati," ungkapnya. 

Dokter Wahyu Tomo, seorang dokter konsultan bedah onkologi RSA UGM
Sumber :
  • Istimewa

 

Dalam artikelnya, Dokter Tomo juga membahas tentang tanda-tanda jatuh cinta, seperti merasa bahagia hanya dengan melihat foto orang yang dicintai. Ia juga menjelaskan bahwa cinta dapat mengaburkan penilaian rasional dan objektivitas terhadap orang yang dicintai.

"Cinta adalah suatu emosi atau perasaan positif (kebaikan, kasih sayang) yang terdapat di dalam diri manusia yang ditujukan kepada manusia lain atau objek lain yang ada di sekitarnya. Pendapat lain mengatakan, defnisi cinta adalah suatu aktivitas manusia terhadap objek lain di sekitarnya, yang dilakukan dalam bentuk empati, kasih sayang, perhatian, membantu, pengorbanan diri, dan memenuhi permintaan objek tersebut," ujar Dokter Tomo.

"Memang bukan berarti melihat orang yang dicintai bisa menyembuhkan segala penyakit, namun reaksi alami pelepasan hormon kebahagiaan saat mencintai seseorang ternyata mampu memberikan rasa nyaman, rileks dan bahagia," dijelaskan dalam artikel tersebut.

Dokter Tomo bahkan kemudian mengunggah lirik lagu untuk melengkapi konsep cinta yang ditulisnya. "

"Sungguh benar dalam bait-bait cinta lagu Kunto Aji,  "Cukupkanlah ikatanmu relakanlah yang tak seharusnya untukmu, 
Cukupkanlah ikatanmu relakanlah yang tak seharusnya untukmu, Relakan yang tak seharusnya untukmu, Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri," terangnya.

Yaa, bait-bait yang sangat mengena hati "relakanlah, jaga dirimu sendiri"..yaa yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri, hatimu. Jangan kau buat hatimu berharap sehingga kau akan jatuh terpelanting keras, terjun bebas. Lepaskanlah, maka esok lusa jika dia adalah cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. 

Dokter Tomo menekankan pentingnya memahami cinta dengan baik dan tidak berlebihan dalam mencintai. Ia mengutip hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa "urusan yang terbaik itu adalah yang di tengah-tengah". Ia juga mengingatkan bahwa cinta sejati akan selalu sederhana dan tidak akan pernah terlewatkan oleh takdir Tuhan.

Sikap berlebihan sendiri tidak disukai Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, "Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". 

Cara terbaik untuk mencintai adalah dengan cara yang sedang-sedang saja. Rasulullah SAW bersabda: “Urusan yang terbaik itu adalah yang di tengah-tengah." 

"...tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(QS 2:216). 

Cinta memang harusnya diposisikan ditengah-tengah, dengan keseimbangan. Benar sekali kata orang Jawa segala sesuatu itu seharusnya "Sak Madyo" saja, atau sewajarnya saja. “Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu.” (HR. Imam Turmudzi). 

Diharapkan melalui artikel "Cinta Tanpa Sianida", Dokter Wahyu Tomo hendak memberikan wawasan yang berharga tentang konsep cinta dan bagaimana memahami cinta dengan baik di tengah fenomena romance recession yang dihadapi oleh generasi muda saat ini.(chm)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral