- Istimewa
Pengamat Sebut Bansos Beras Adalah "Dewa Penolong" Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Jakarta, tvOnenews.com – Pemerhati Pangan dan Pertanian Nasional, Eko Margana mengapresiasi Pemerintah yang melakukan program Bantuan Sosial (Bansos) Beras untuk masyarakat miskin dan rentan.
Eko mengatakan, program itu dianggap vital sebagai penopang hidup jutaan keluarga penerima manfaat (KPM). Menurutnya, bantuan beras sangat menyelamatkan warga miskin.
“Bansos beras adalah 'dewa penolong' bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tapi jangan sampai jadi tempat tidur permanen yang membuat kita lupa bangkit,” kata Eko dalam keterangannya, Sabtu (6/9).
Turut diketahui, Pemerintah telah memperpanjang program bansos beras 10 kilogram untuk enam bulan di tahun 2025 dengan menjangkau 18,3 juta keluarga.
Penyalurannya dilakukan dalam beberapa tahap, termasuk penyaluran dua bulan sekaligus pada Juni–Juli 2025.
Eko menyebutkan enam langkah penting agar Indonesia bisa keluar dari ketergantungan bansos.
Pertama, tingkatkan produktivitas pertanian melalui teknologi, perbaikan irigasi, dan penyuluhan.
Kedua, wujudkan kemandirian pangan dengan tekan impor dan perkuat produksi dalam negeri.
Ketiga, sejahterakan petani dengan memastikan harga jual adil dan akses ke sumber daya pertanian.
Keempat, kurangi kemiskinan struktural dengan Fokus pada pemberdayaan ekonomi, bukan hanya bantuan.
Kelima, perbaiki distribusi pangan, sehingga logistik pangan harus merata hingga pelosok.
Keenam, membuat kebijakan pangan berkelanjutan jangka panjang serta lintas sektor.
Eko menganggap bantuan sosial adalah alat darurat, bukan fondasi kehidupan masyarakat.
“Negara boleh membantu rakyat yang lemah, tapi tidak boleh membiarkan mereka terus-menerus lemah,” ujarnya.
Eko kemudian mendorong pergeseran paradigma dari sekadar bertahan hidup menuju pemberdayaan, dan dari ketergantungan menuju kemandirian.
“Merdeka bukan hanya bebas dari penjajah, tapi juga bebas dari belenggu kemiskinan dan ketergantungan pangan,” ujarnya.