- ANTARA
Game Roblox Trending di Indonesia, Psikolog Anak Ingatkan Soal Dampak Serius Produk Gim Bagi Perkembangan Anak: Jika Terpapar Berlebihan....
tvOnenews.com - Dalam beberapa waktu terakhir, Roblox menjadi salah satu game online yang tengah digandrungi oleh anak-anak dan remaja di Indonesia.
Platform ini bukan sekadar permainan, tetapi juga memungkinkan penggunanya untuk membuat dan bermain dalam berbagai dunia virtual interaktif.
Popularitas Roblox kian melonjak berkat fitur sosialnya yang memungkinkan pemain berinteraksi, berkreasi, hingga bertransaksi di dalam game.
Tidak sedikit pula konten kreator dan influencer yang turut mempopulerkan game ini di media sosial seperti TikTok dan YouTube, sehingga menarik minat anak-anak untuk ikut bermain.
Roblox memang menawarkan pengalaman bermain yang seru dan edukatif, terlebih karena memiliki ribuan permainan (games) dalam satu aplikasi.
Namun di balik keseruannya, ada kekhawatiran yang muncul, terutama dari kalangan orang tua dan tenaga kesehatan mental anak.
Pasalnya, waktu bermain yang berlebihan tanpa kontrol dapat berdampak serius terhadap perkembangan anak, baik secara kognitif, sosial, hingga emosional.
Menanggapi tren ini, psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog, menyarankan agar orang tua menerapkan batasan dan aturan yang jelas bagi anak-anak yang gemar bermain gim online, termasuk Roblox.
Dalam keterangannya kepada ANTARA, Gisella menyampaikan bahwa gim digital maupun media elektronik lainnya memiliki dampak signifikan terhadap tumbuh kembang anak, terlebih jika dimainkan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan usianya.
“Gim online atau produk elektronik yang lain memiliki dampak yang serius bagi beragam aspek perkembangan anak sejak dini, terutama jika terpapar secara berlebihan dan tidak sesuai usia,” ujar Gisella, Rabu (6/8/25).
Menurut psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, pengaturan waktu bukan satu-satunya hal penting yang harus diperhatikan. Jenis gim yang dimainkan juga harus disesuaikan dengan usia anak.
Gisella mengutip pedoman dari American Academy of Pediatrics (AAP), yang menyebut bahwa anak di bawah 18 bulan sebaiknya tidak diberikan screen time, kecuali untuk video chatting dan kegiatan edukatif bersama orang tua.
Untuk anak usia 2 hingga 5 tahun, screen time sebaiknya dibatasi tidak lebih dari satu jam per hari, khusus untuk konten non-edukatif.