- YouTube
Bukan Main! Meski Tangan dan Kakinya Buntung, Hercules Tetap Pasang Badan Demi Sosok Ini: Dia Berani…
tvOnenews.com - Ketegangan antara tokoh ormas terkenal, Hercules Rozario de Marshall, dengan sejumlah purnawirawan TNI mendadak menjadi sorotan publik.
Situasi panas ini menyeret nama-nama besar dalam dunia militer Indonesia, termasuk Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2001–2004.
Namun alih-alih ikut memojokkan, Hendropriyono justru tampil membela Hercules.
Ia menyebut pria berdarah Timor Leste itu sebagai sosok yang memiliki jasa besar bagi negara, bukan sekadar figur kontroversial yang dikenal di kawasan Tanah Abang.
Dalam wawancara yang dikutip dari kanal YouTube Kilat Media, Hendropriyono mengungkapkan bahwa Hercules bukanlah tokoh sembarangan.
Di masa lalu, Hercules turut terlibat dalam operasi militer sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dan partisan.
Ia ikut serta dalam sejumlah operasi penting, terutama di Timor Timur (sekarang Timor Leste), pada masa wilayah tersebut masih menjadi bagian dari Republik Indonesia.
"Dia dulu juga sebagai TBO, kemudian partisan. Ikut bahu-membahu bersama kita melaksanakan tugas negara. Waktu itu di Timor Timur," ungkap Hendropriyono.
Lebih jauh, Hendropriyono mengungkapkan bahwa meskipun lahir dan dibesarkan di Timor Leste, Hercules tetap memilih loyal kepada Indonesia, bahkan setelah wilayah tersebut memutuskan untuk merdeka.
Keputusan Hercules ini menunjukkan bahwa nasionalismenya tidak main-main, bahkan harus dibayar dengan harga yang sangat mahal.
“Banyak yang pindah kewarganegaraan, tapi Hercules memilih tetap bersama Republik Indonesia,” ujar Hendropriyono menegaskan.
Dalam perjalanannya, Hercules mengalami luka berat akibat berbagai operasi militer yang dijalaninya.
“Kakinya buntung, tangannya juga satu, matanya tinggal satu yang sehat. Itu bukan hal kecil,” ungkapnya.
Kesetiaan dan pengorbanan Hercules membuatnya sulit menjalani kehidupan normal selepas tugas.
Hendropriyono mengungkapkan bahwa dunia premanisme bukan pilihan sadar yang diambil oleh Hercules. Ia masuk ke jalur tersebut karena tidak memiliki opsi lain.
“Kalau dia bisa memilih, dia tidak akan menjadi preman. Tapi siapa yang mau menerima orang cacat seperti dia kerja? Mungkin tidak ada jalan lain,” ucapnya dengan nada empati.