news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Eks Dubes Tantowi Yahya Bandingkan Kehidupan Islam dan Korupsi di RI dengan Selandia Baru,.
Sumber :
  • Ist

Diskusi Bareng Mubarok Institut, Eks Dubes Tantowi Yahya Bandingkan Kehidupan Islam dan Korupsi di RI dengan Selandia Baru

Saat acara diskusi yang diadakan oleh Mubarok Institut sekaligus bersamaan dengan pelaksanaan acara buka bersama, Tantowi Yahya menceritakan kehidupan Islam di Selandia Baru.
Senin, 10 Maret 2025 - 20:49 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengungkapkan pandangannya mengenai perbedaan kehidupan umat Islam di Indonesia dan Selandia Baru.

Ia menyoroti bagaimana dua negara ini memiliki pendekatan yang berbeda terhadap nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Mubarok Institut yang bersamaan dengan pelaksanaan acara buka bersama dan peresmian kantor baru di Jl Barito II. No 11A, Kebayoran, Jakarta Selatan, Minggu (9/3/2025).

Menurut Tantowi, Selandia Baru didominasi oleh kaum Agnostik atau orang-orang yang meragukan keberadaan Tuhan.

Namun demikian, masyarakatnya justru menerapkan nilai-nilai keislaman dan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal kejujuran dan antikorupsi.

"Di sana zero corruption," ujarnya di Jakarta, dikutip Senin (10/3).

Sebaliknya, ia menyoroti bahwa di Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan berlandaskan Pancasila, justru banyak terjadi pelanggaran nilai-nilai agama. Salah satu yang paling mencolok adalah maraknya kasus korupsi yang terus berulang.

"Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan agama yang sangat kaya, tetapi masih belum mampu mengelola dengan baik untuk mencapai keharmonisan dan keamanan yang lebih baik," kata Tantowi.

Ketua Mubarok Institut, Fadil Mubarok, juga menyampaikan pandangan serupa. Ia mengibaratkan para koruptor seperti ulat bulu yang terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain demi keuntungan pribadi dengan cara yang tidak benar.

"Hiruk-pikuk yang kita lihat di medsos yang Pertamina sekian triliun dan sebagainya itu bagaimana ulat bulu," kata Fadil.

Ia berharap para koruptor segera sadar dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, layaknya ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu yang indah dan tidak lagi merugikan masyarakat.

"Harusnya mereka insyaf," tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Mubarok Institut, Herry Purnomo, berharap diskusi ini bisa menjadi langkah awal untuk mendorong kerja sama dalam membangun kehidupan bernegara yang lebih baik. Menurutnya, seluruh elemen masyarakat harus bersatu dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

"Mubarok Institut berkomitmen untuk terus berkontribusi pada kemajuan masyarakat dan memperkuat ukhuwah serta kebersamaan di kalangan masyarakat," ujar Herry.

Sebagai informasi, Mubarok Institut adalah lembaga yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan pendidikan, berharap dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Melalui bukber dan peresmian kantor baru tersebut, Mubarok Institut berharap dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan kepada masyarakat.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh, seperti Anak Pertama Ma'ruf Amin, yakni Siti Ma'rifah Ma'ruf Amin, Anggota BRIN Tri Wahyu Widodo dan Tri Mumpuni, Anggota KPPU RI Budi Joyo Santoso, serta Anggota DPD RI Abdul Kholik. (rpi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral